Tomohon, BeritaManado.com — Dr Sinyo Harry Sarundajang, begitulah namanya.
Nama yang sangat popular dan fenomenal, baik di masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), Minahasa, maupun di tingkat Nasional dan Internasional.
Hal ini diungkapkan, Jefferson Rumajar, Minggu (14/2/2021), melalui suratnya dari Bandung.
“Sudah banyak orang yang mengulas siapa Sinyo Sarundajang. Apa sepak terjangnya. Apa legacy nya,” katanya.
Jefferson Rumajar menambahkan, semua itu lahir dari pengalaman pribadi, masing-masing orang yang mengenal beliau.
“Seiring dengan berjalannya waktu nama Sinyo Sarundajang selalu hadir mewarnai belantika politik kemasyarakatan di Sulut bahkan di Indonesia,” ujar Epe sapaan akrabnya.
Bagi Jefferson, dirinya cukup mengenal beliau, karena pernah merasakan bagaiman menjadi mitra, bahkan senior dalam politik pemerintahan di Sulut.
Lanjutnya, pada periode 2005-2010, Sinyo Sarundajang menjabat Gubernur Sulawesi Utara, periode itu juga dirinya menjabat Wali Kota Tomohon.
“Banyak hal tentunya yang kami alami dalam berinteraksi dengan beliau. Banyak suka duka nya. Walaupun dengan kondisi bagaimanpun saya tetap anggap beliau sebagai orang tua saya,” tambahnya.
Ia menjelaskan, walaupun sering berbeda sikap dan pandangan, tapi dirinya tetap menganggap Sarundajang sebagai orang tua dan senior terus memberikan nasihat dan arahan, aplagian masih memiliki garis keturunan yang sama dari marga Wenas.
“Bagi saya Bapak Sinyo Sarundajang adalah pemimpin (leader) yang paripurna. Kenapa? Karena beliau itu menjadi pemimpin dibentuk oleh lingkungan yg alamiah,” tukasnya.
Epe menjelaskan lagi, Sarundajang sejak anak muda sudah menjadi birokrat, mngikuti jejak ayahnya, bahkan iq meninggalkan dunia masih sebagai abdi negara, yaitu Dubes Indonesia untuk Filipina.
“Sepanjang hidup, jiwa dan rohnya, dia serahkan untuk negara. Seperti tidak ada kata pensiun untuk seorang Sinyo Sarundajang,” lanjutnya.
Tambahnya, beliau seharusnya bisa menikmati masa pensiun, dengan menikmati hari tua dengan tenang, tapi jalan itu tidak diambilnya.
“Beliau masih memberi diri untuk mengabdi bagi bangsa dan negara lagi di usia Senja. Luar bisa dedikasi dan pengabdian beliau. Saya rasa jarang ada anak bangsa yg memiliki komitmen seperti beliau,” ujarnya.
Lanjut Epe, Sinyo Sarundajang atau lebih akrab orang Sulut memanggilnya SHS, sudah meninggalkan semua.
“Sudah menuju sang khalik, Tuhan yang Maha Kuasa. Kepergian beliau tentunya semua kita merasa kehilangan, terutama keluarga. Tapi bagi orang Kristen. Ini merupakan dari peristiwa iman, yang sudah menjadi otoritas Tuhan dan ini bagian dari rencana Tuhan,” ujarnya.
Epe pun mengajak untuk mendoakan agar perjalanan almarhum menghadap Tuhan yang Maha kuasa mendapatkan tempat yg terbaik.
“Bagi keluarga yang ditinggalkan tetap di Berikan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan hidup,” katanya.
Bagi Epe juga, semua kebaikan dan legacy yang ditinggalkan oleh Sarundajang, akan menjadi Catatan dengan tinta emas bagi generasi penerus.
“Untuk didharma baktikan bagi bangsa Indonesia, teristimewa Sulawesi Utara . Selamat jalan Pak Sinyo Harry Sarundajang . Tuhan Yesus memberkati,” tandasnya.
(Dedy Dagomes)