Manado – Semakin cerdas masyarakat di suatu tempat, tentu pilihannya adalah kapasitas dan track record/rekam jejak caleg yang akan dipilih, sebab memang tidak mudah sekarang ini untuk mendapatkan kader yang tepat.
Menghadapi Pemilu 2019, banyak juga Partai Politik yang merekrut caleg hanya untuk sekedar memenuhi kuota, apalagi untuk caleg perempuan yang wajib diisi sebanyak minimal 30% untuk setiap dapil nya.
Fakta di lapangan yang direkrut juga adalah caleg-caleg yang tingkat popularitas tinggi untuk menjadi pendulang suara partai yang biasa disebut vote getter.
Idealnya memang seorang caleg itu melalui fit and proper test terhadap kapabilitas, keahlian, dan kompetensinya, namun kenyataannya tidak mudah menjalani proses itu secara maksimal, yang ada masih tambal sulam.
Hal tersebut merupakan pandangan dari ML Denny Tewu, calon DPD RI 2019-2024 dapil Sulut menyoroti kapasitas caleg yang masih diragukan masyarakat pemilih.
Menurut mantan Ketua Umum PDS ini, tidak cukup bagi seorang caleg memiliki pengetahuan tentang UUD, sejarah Indonesia, pengetahuan tentang APBN dan budget, pengetahuan tentang undang-undang politik yang ada, pengetahuan tentang tindak pidana korupsi dan pencucian uang, pengetahuan tentang etika, dan pengetahuan tentang kepentingan yang tidak bertabrakan dengan fungsinya sebagai anggota dewan sebagaimana yang diharapkan masyarakat.
“Untuk menjadi seorang Legislator yang ideal, dia bukan sekedar tahu dan bisa menyampaikan dengan kata-kata tentang semua pengetahuan itu, tapi dia perlu menjiwai dan memahami makna semua itu supaya ujungnya berdampak kepada kesejahteraan masyarakat tanpa melakukan pelanggaran aturan / hukum. Untuk itu dia juga harus pahami dengan hatinya, berjuang untuk masa depan kesejahteraan rakyat yang lebih baik,” jelas Denny Tewu, Kamis (28/2/2019).
Menurutnya, rekrutmen parpol belum bisa diandalkan.
“Tapi saat ini kredibilitas caleg mudah dilihat untuk jadi pilihan,” tandas Denny Tewu.
(***/PaulMoningka)