Manengkey : Letusan Terjadi Pukul 07.55
AMURANG – Gunung Soputan kembali memuntahkan letusan erupsi abu vulkanik. Sebelumnya Minggu 3 Juli 2011 pukul 06.00 Wita. Kali ini, Minggu 14 Agustus 2011 pada pukul 07.55 Wita, menyusul pukul 09.27 Wita. Sejak saat itulah Gunung Soputan ditetapkan status waspada hingga kini. Dari keterangan yang diperoleh beritamanado, abu vulkanik mengarah ke barat yakni seputaran Amurang dan sekitarnya.
Sandy Manengkey, kepala penjaga di pos pemantau Gunung Soputan, Desa Maliku, Kecamatan Amurang Timur mengatakan, letusan awal pukul 07.55 Wita hanya berupa awan putih tebal dan kedua berubah menjadi awan putih kelabu.
“Letusanya pertama mencapai ketinggian hingga 1000 meter dan kedua mencapai 1250 meter,” ujarnya, Minggu (14/8). Memang letusan kali
ini tidak sekuat beberapa waktu lalu, namun status waspada tetap harus
dipatuhi.
Lebih lanjut dikatakan Manengkey, sejak erupsi Gunung Soputan, menimbulkan
gempa tremor berkekuatan 25 sampai 44 milimeter. Pada letusan amplitude
gempanya 44 milimeter dan sekarang sedikit menurun hingga 25 milimeter. Dimana masih kuat tekanan energinya dari bawah Gunung Soputan.
“Letusan ini menurutnya biasa saja, tidak terjadi awan panas. Hanya meninggi keatas, namun jika letusan mengarah keatas lalu jatuh dibawahnya sangat berpotensi terjadinya awan panas,” jelasnya.
Pantauan media ini sejak erupsi kedua, erupsi Gunung Soputan mulai menipis. Namun hal ini tidak dapat diperkirakan meletusnya. Sebab pos pemantau hanya melakukan pemantauan tanpa tidak terdeteksi letusan selanjutnya. Meski meredahnya letusan mulai pukul 09.27 WITA sampai 12.30 WITA, namun abu
vulkanik tetap melingkupi sebagian tanah Toar-Lumimuut. Dan secara berurutan memancarkan abu vulkanik hingga di Amurang, ibukota Kabupaten Minahasa Selatan.
Manengkey juga mengakui abu soputan memang mengarah ke wilayah Amurang dan sekitarnya. “Abu Soputan ini belum berbahaya. Sebab masih skala kecil yakni berupa debu tipis,” tegasnya lagi, sambil mengatakan, pihaknya juga telah melaporkan ke Kantor Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) di Bandung.
‘’Maksudnya gerakan visual kami kirim kesana untuk kemudian menentukan
statusnya lebih lanjut. Status masih waspada sejak diturunkan dari siaga
tanggal 19 Juni lalu,” tambahnya. (ape)