Manado – Hri buruh yang jatuh tepat pada hari ini Selasa 1/5 Mei 2012 membuat para aktivis buruh dan organisasi yang bergerak di bidang tersebut tumpah ruah ke jalan, dan ke instansi-instansi pemerintahan. Seperti yang nampak saat ini di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Berbeda dengan organisasi lainnya yang memilih turun ke jalan, Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (FOKUSMAKER) Sulut lebih memilih melakukan pengkajian terkait dengan peran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan buruh yang ada.
“Momentum hari buruh pada hari ini seharusnya dijadikan pemerintah sebagai langkah untuk melihat posisi dan kedudukan dari pada buruh itu sendiri, yang hari ini masih berteriak terkait dengan kesejahteraan buruh,” papar Reaneke Anggaseng Kepala Depertemen Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Antar Organisasi kepada beritamanado.
“Menilik keberadaan buruh saat ini maka kami Fokusmaker mengharapkan agar pemerintah dalam hal ini pemprov Sulawesi Utara mampu menjawab rintisan serta teriakan para buruh terkait dengan kesejahteraan yang hari ini masih belum diperhatikan secara merata oleh pemerintah,” lanjut Ririn sapaan akrab Kadep Humas Fokusmaker Sulut.
Ditempat terpisah ketua Bakorda Fokusmaker Sulut Risat Sanger melalui Wakil Ketua Bidang Organisasi Fiko Onga mengharapkan agar momentum hari buruh ini tidak dipolitisir demi kepentingan individu ataupun golongan dan kelompok tertentu. “Turun kejalan adalah bentuk penyampaian aspirasi yang dijamin oleh undang-undang, namun kami berharap hal tersebut tidak dimanfaatkan oleh kelompok atau golongan tertentu saja sebagai kepentinga politik,” tutup Fiko yang juga Sekretaris Pemuda Pewarta Sulut.(gn)
Manado – Hri buruh yang jatuh tepat pada hari ini Selasa 1/5 Mei 2012 membuat para aktivis buruh dan organisasi yang bergerak di bidang tersebut tumpah ruah ke jalan, dan ke instansi-instansi pemerintahan. Seperti yang nampak saat ini di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Berbeda dengan organisasi lainnya yang memilih turun ke jalan, Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (FOKUSMAKER) Sulut lebih memilih melakukan pengkajian terkait dengan peran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan buruh yang ada.
“Momentum hari buruh pada hari ini seharusnya dijadikan pemerintah sebagai langkah untuk melihat posisi dan kedudukan dari pada buruh itu sendiri, yang hari ini masih berteriak terkait dengan kesejahteraan buruh,” papar Reaneke Anggaseng Kepala Depertemen Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Antar Organisasi kepada beritamanado.
“Menilik keberadaan buruh saat ini maka kami Fokusmaker mengharapkan agar pemerintah dalam hal ini pemprov Sulawesi Utara mampu menjawab rintisan serta teriakan para buruh terkait dengan kesejahteraan yang hari ini masih belum diperhatikan secara merata oleh pemerintah,” lanjut Ririn sapaan akrab Kadep Humas Fokusmaker Sulut.
Ditempat terpisah ketua Bakorda Fokusmaker Sulut Risat Sanger melalui Wakil Ketua Bidang Organisasi Fiko Onga mengharapkan agar momentum hari buruh ini tidak dipolitisir demi kepentingan individu ataupun golongan dan kelompok tertentu. “Turun kejalan adalah bentuk penyampaian aspirasi yang dijamin oleh undang-undang, namun kami berharap hal tersebut tidak dimanfaatkan oleh kelompok atau golongan tertentu saja sebagai kepentinga politik,” tutup Fiko yang juga Sekretaris Pemuda Pewarta Sulut.(gn)