
Manado, BeritaManado.com – Pandemi COVID-19 telah membuat perilaku manusia berubah, dimana kini, kesehatan dan keamanan menjadi faktor penting lebih dari sebelumnya.
Selain menerapkan protokol keselamatan tentang COVID-19, di era New Normal ini, perubahan perilaku masyarakat beralih ke dunia digital.
Penggunaan layanan berbasis digital kini menjadi keharusan bagi masyarakat, karena selama pandemi telah dibiasakan dengan hal digital hingga akhirnya jadi bisa memanfaatkannya.
Prof. Dr. Ir. Fabian J. Manoppo, MAgr selaku Dekan Teknik Unsrat mengatakan bahwa hal yang ikut terbawa dalam era New Normal di bidang digital adalah banyak orang sudah mulai berbisnis melalui digital.
“Orang-orang mulai berjualan karena terpaksa, jadi masyarakat akhirnya mulai menggunakan macam-macam cara berjualan online. Digital kan ada macam-macam aplikasi ada Facebook, ada Youtube, ada Whatsapp, paling banyak kan ada WA. Kalau WA dan FB kan sudah familiar cuma belum digunakan untuk bisnis. Nah, sekarang orang banyak menggunakan itu untuk bisnis,” ujar Fabian Manoppo saat dihubungi BeritaManado.com, Jumat (22/5/2020).
Sementara itu, untuk dunia pendidikan seperti kampus, banyak layanan aplikasi yang tidak digunakan sebelum adanya COVID-19, kini suka tidak suka harus digunakan.
“Kalau di dunia pendidikan, 100 persen harus pakai. Tinggal pilih aplikasi mana yang dirasa nyaman. Paling banyak di kita kan Zoom, Google Meet, Skype, WA,” kata Fabian.
Lanjutnya, kedepan, sistem perkuliahan pasti akan bergeser secara perlahan ke teknologi digital hingga lama lama kampus bisa mati, bahkan pusat perbelanjaan seprti mall bisa tutup.
“Rumah makan saja sudah online. Ini fakta,” ucap Fabian.
Selain itu, masyarakat juga kini membiasakan diri untuk melakukan pertemuan keluarga dan reuni serta acara lainnya secara online.
Meski demikian, dunia digital juga punya kelemahan, diantaranya dapat terjadi yang namanya hacking hingga bisa saja unggahan yang muncul bukan dari pemilik akun, seperti misalnya kasus video porno di salah satu layanan digital sebuah institusi.
“Itu juga kelemahan. Tapi ini juga karena sekarang mereka baru sekedar menggunakan yg sederhana tapi kalau digunakan lebih profesional, dunia digital dapat menguntungkan,” ungkap Fabian.
Pasca COVID-19, dalam menghadapi era New Normal di bidang digital, Fabian menyebut hal yang diperlukan adalah kesiapan mental dan sumber daya.
“Kita harus menyesuaikan kalau tidak tertindas. Itu yang pokok,” kata Fabian.
Fabian pun mengatakan, selama hampir 3 bulan situasi dan kondisi jadi begitu terbatas karena Covid-19, sehingga sangat berpengaruh terhadap ekonomi.
“Lebih lama dengan situasi sekarang, ekonomi makin terpuruk. Di luar negeri sudah mulai membuka pintu sambil mengedepankan keamanan dan kesehatan. Indonesia juga berencana nanti demikian. Itu sebabnya media massa juga jangan menyampaikan yang menakutkan, tapi seimbang. Memang manusia harus beradaptasi dengan virus. Mo lari kemana, kalau kita bertahan, ekonomi terpuruk,” pungkas Fabian.
(HardinanSangkoy)