MANADO – Kampus sebagai benteng terakhir nilai idealisme dan intelektual, sesungguhnya memiliki posisi strategis dalam melakukan fungsi kontrol sosial terhadap sistem dan sub sistem bangsa ini. Hal itu dilatarbelakangi oleh pemahaman nilai-nilai idealisme yang tinggi dari masyarakat kampus. Namun bayangan tentang kampus yang sarat nilai idealisme, sudah sangat kontradiktif dengan realitas kampus kekinian. Kondisi kampus sekarang mempertunjukkan kehidupan hedonistis, materialistis dan individualistis serta oportunis pragmatis dan merespon setiap kondisi yang terjadi.
Itulah sebagian point penting sekaligus garis besar hasil diskusi yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Kajian Ilmu Pemerintahan FISIP Unsrat, Kamis (17/03) di Ruang Sidang Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unsrat Manado.
Dengan menghadirkan pembicara seperti Drs. Max Rembang, Msi (Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan FISIP Unsrat), Drs. W. Areros MSi (Pembantu
Dekan bidang Kemahasiswaan FISIP Unsrat), serta Steven Sumolang SSos (Alumni FISIP).
Suasana diskusi-pun terlihat alot dan menarik. Mahasiswa kelihatan serius mendengarkan pemaparan materi dan ikut aktif dalam memberikan pertanyaan serta menanggapi setiap pernyataan pemateri.
Drs. Max Rembang, salah satu pemateri memaparkan beberapa hal yang bisa digunakan untuk mengatasi persoalan yang sedang terjadi saat ini. “Seyogyannya ada tiga elemen yang tidak bisa dipisahkan dari peran dalam menjaga atmosfir akademis yang ada di kampus. Pertama mahasiswa, kedua dosen dan ketiga pimpinan kampus.” Steven Sumolang mengatakan, “perlu ada sebuah grand desain dari pada ketiga elemen ini dalam memformulasikan konsep strategi dalam menjawab permaaalahan tersebut, dan bukan hanya terjebak pada wilayah retorika.”
Sedangkan W. Areros mengemukakan, langka taktisnya antara lainnya mengembangkan budaya menulis dan membaca merupakan hal yang terpenting serta memaksimalkan ormawa sebagai wadah pembentukan kapasitas diri dan emosional mahasiswa sehingga mempertajam analisa.
Fiko Onga sebagai Koordinator Kelompok Studi Kajian mengharapkan
kegiatan positif seperti ini semoga dapat berlanjut. (sa)
MANADO – Kampus sebagai benteng terakhir nilai idealisme dan intelektual, sesungguhnya memiliki posisi strategis dalam melakukan fungsi kontrol sosial terhadap sistem dan sub sistem bangsa ini. Hal itu dilatarbelakangi oleh pemahaman nilai-nilai idealisme yang tinggi dari masyarakat kampus. Namun bayangan tentang kampus yang sarat nilai idealisme, sudah sangat kontradiktif dengan realitas kampus kekinian. Kondisi kampus sekarang mempertunjukkan kehidupan hedonistis, materialistis dan individualistis serta oportunis pragmatis dan merespon setiap kondisi yang terjadi.
Itulah sebagian point penting sekaligus garis besar hasil diskusi yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Kajian Ilmu Pemerintahan FISIP Unsrat, Kamis (17/03) di Ruang Sidang Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unsrat Manado.
Dengan menghadirkan pembicara seperti Drs. Max Rembang, Msi (Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan FISIP Unsrat), Drs. W. Areros MSi (Pembantu
Dekan bidang Kemahasiswaan FISIP Unsrat), serta Steven Sumolang SSos (Alumni FISIP).
Suasana diskusi-pun terlihat alot dan menarik. Mahasiswa kelihatan serius mendengarkan pemaparan materi dan ikut aktif dalam memberikan pertanyaan serta menanggapi setiap pernyataan pemateri.
Drs. Max Rembang, salah satu pemateri memaparkan beberapa hal yang bisa digunakan untuk mengatasi persoalan yang sedang terjadi saat ini. “Seyogyannya ada tiga elemen yang tidak bisa dipisahkan dari peran dalam menjaga atmosfir akademis yang ada di kampus. Pertama mahasiswa, kedua dosen dan ketiga pimpinan kampus.” Steven Sumolang mengatakan, “perlu ada sebuah grand desain dari pada ketiga elemen ini dalam memformulasikan konsep strategi dalam menjawab permaaalahan tersebut, dan bukan hanya terjebak pada wilayah retorika.”
Sedangkan W. Areros mengemukakan, langka taktisnya antara lainnya mengembangkan budaya menulis dan membaca merupakan hal yang terpenting serta memaksimalkan ormawa sebagai wadah pembentukan kapasitas diri dan emosional mahasiswa sehingga mempertajam analisa.
Fiko Onga sebagai Koordinator Kelompok Studi Kajian mengharapkan
kegiatan positif seperti ini semoga dapat berlanjut. (sa)