Tomohon – Terkait kondisi Gunung Api Lokon yang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik, terutama letusan kecil pada Selasa (24/4) yang lalu, Komandan Korem 131/Santiago Kolonel Inf A.A.B. Maliogha, yang baru saja tiba dari Gorontalo untuk meredam kemarahan prajurit Kostrad akibat insiden penembakan oleh beberapa oknum anggota Satbrimobda Gorontalo terhadap anggota Kostrad Gorontalo, segera memeriksa kesiapsiagaan pasukan TNI yang dilibatkan dalam kegiatan mitigasi bencana alam erupsi Gn Api Lokon
berskala besar, antara lain, Detasemen Perbekalan dan Angkutan (Denbekang)
yang bertugas membantu logistik pengungsi, Yonif 712/Wiratama yang bertugas membantu proses evakuasi dan Kodim 1302/Minahasa yang membantu melaksanakan pemantauan, sosialisasi mitigasi, dan evakuasi, Kamis (26/4).
Danyonif 712/Wiratama Letkol Sri Widodo mendemonstrasikan kecepatan 1 SSK pasukannya untuk segera berkumpul saat dibunyikan alarm tanda bahaya
bencana alam. Dalam pengarahan singkatnya, Danrem berpesan 2 hal, pertama, agar dalam kegiatan bantuan mitigasi para prajurit Wiratama tahu pasti “siapa berbuat apa”. Kedua, bekal perorangan dan satuan juga harus siap
sehingga setibanya di daerah bencana semuanya benar-benar siap dan dapat
segera bergerak secara efektif dan efisien membantu para korban bencana,
bukan malah merepotkan masyarakat yang sedang ditimpah musibah dengan segala tetek bengek urusan makanan dan tempat tidur.
Adapun Komandan Detasemen Perbekalan dan Angkutan Letkol Cba Untung
melaporkan kepada Danrem bahwa satuannya telah menyiapkan dua tenda peleton lapangan dan tiga tenda regu untuk mengoperasikan dapur lapangan yang siap digerakkan setiap saat. Sementara Dandim 1302/Minahasa Letkol Inf Theo Kawatu melaporkan bahwa anggota Koramil 1302 – 06 Tomohon juga mendirikan pos pengamatan visual di gedung eks Rindam.
Untuk mengetahui lebih dekat potensi ancaman Gn Api Lokon, Kolonel Maliogha juga mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu yang terletak di Desa Kakaskasen, Tomohon, dan memperoleh penjelasan secara langsung oleh Kepala Pos Pengamatan Farid Ruskanda tentang kondisi terkini Gn Api Lokon serta berkesempatan melihat berbagai peralatan canggih yang digunakan untuk mengamati aktivitas Gn Api Lokon, seperti Seismograf dan hasil rekaman kegempaan selama 3 hari terakhir, GPS dan EDM untuk mengamati proses deformasi (perubahan struktur permukaan tanah), dan monitor visual Kawah Tompaluan.
Saat ditanya wartawan tentang kesiapan TNI membantu proses mitigasi bencana alam letusan gunung berapi, Kolonel Maliogha menjelaskan bahwa
satuan-satuan TNI sangat siap menghadapi segala kemungkinan terburuk
terkait kondisi Gn Api Lokon, antara lain, dukungan logistik berupa dapur
lapangan untuk 1.000 orang dari Detasemen Perbekalan dan Angkutan. Tim
kesehatan berupa tenaga dokter umum, dokter bedah, dokter mata, dan
paramedis dari Detasemen Kesehatan. Tim pemantau dan sosialisasi mitigasi
dari Kodim 1302 dan tim evakuasi dari Yonif 712/Wiratama, Denzipur-4, dan
Kompi Kavaleri/Wori. (Penrem 131/Santiago/edit jerry)