Airmadidi-Merasa tak cukup dengan pendapatan dari hasil menjual kopra yang relatif kecil? Petani kelapa sepertinya perlu mencoba satu usaha baru.
Wakil Bupati Minahasa Utara (Minut) Ir Joppi Lengkong menawarkan kepada petani kelapa, untuk memulai usaha pembuatan gula merah berbahan nira dari buah kelapa.
Menurut kalkulasi wabup, usaha tersebut lebih menjanjikan kesejahteraan lebih bagi petani di tengah kondisi harga kopra yang kurang menggembirakan saat ini.
“Saya melihat usaha ini punya harapan bagus bagi petani di Minut. Sebab kalau produk ini terserap di pasar, nilainya bisa sampai 10 kali lipat dibanding kopra,” ujar Wabup baru-baru ini.
Dikatakan Wabup, pembuatan gula merah berbahan nira ini sudah dilakukan sebuah perusahaan di Desa Pinenek Kecamatan Likupang Timur, namun diekspor dalam bentuk cair.
Tapi Lengkong memberi gambaran dari 1 hektar berisi 100 pohon kelapa yang masih pendek bisa didapat 300 liter nira/hari dimana dari setiap pohon diperoleh tiga liter nira.
“Sekarang, 10 liter nira dapat menghasilkan satu kilogram gula merah maka 300 liter nira menghasilkan 30 kg gula dalam 1 hari. Lalu harga gula merah Rp 20 ribu/kg sehingga dapat Rp 600.000 per hari. Sehingga dalam 1 bulan atau 30 hari, petani bisa dapat Rp18 juta dan sudah dipotong ongkos produksi dan sebagainya,” papar birokrat jebolan Fakultas Pertanian Unsrat ini.
Sedangkan untuk kopra, sambung wabup, setiap tiga bulan sekali dilakukan pemetikan kelapa sehingga dalam setahun ada empat kali pemanjatan/pemetikan.
Dari 1 hektar lahan berisi 100 pohon kelapa dimana setiap pohon rata-rata ada 15 butir kelapa, maka akan diperoleh 1500 buah kelapa setiap satu kali pemanjatan. Sehingga dalam empat kali pemanjatan dalam setahun didapat 6000 butir kelapa.
“Untuk memperoleh 1 kg kopra dibutuhkan lima kelapa, berarti dari 6000 kelapa akan menghasilkan 1200 kg kopra dalam satu tahun. Sekarang harga kopra Rp 8000 per kilogram. Jadi dalam satu tahun hanya dapat Rp 9,6 juta. Tentu lebih menguntungkan usaha nira kelapa menjadi gula merah yang bisa mendapat Rp 18 juta per bulan,” beber wabup.
Lebih lanjut Lengkong mengatakan jika usaha tersebut sudah berjalan bagus, maka pemerintah akan memberi bantuan bibit kelapa dan pelatihan kepada petani.
“Supaya taraf hidup petani di Minut meningkat. Malah kalaupun petani hanya dapat keuntungan setengahnya atau Rp 9 juta per bulan, tentu itu sudah cukup bagus,” pungkas Lengkong.(findamuhtar)