Bitung, BeritaManado.com – Setiap manusia punya kebutuhan dasar untuk didengar.
Apapun latar belakangnya, dalam realitas pergaulan sehari-hari, baik di tempat kerja, sekolah maupun di rumah, setiap individu selalu ingin dirinya didengarkan, dan dimengerti.
Demikian pula dengan kaum disabilitas yang punya hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Beruntung, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII melalui Pertamina Integrated Terminal Bitung, begitu peduli dengan kaum disabilitas.
Lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan, PT Pertamina (Persero) membantu kaum disabilitas untuk mampu “berbicara” kepada publik.
Komunitas Tuli Peduli Bitung (Kaleb), salah satunya.
Donna Christha Renata Ginting (29) pendiri Kaleb merasakan betul dampak CSR Pertamina.
Chira, panggilan akrab Donna Christha Renata, menjelaskan, selang 2 tahun menerima bantuan dari Pertamina, anggota Kaleb semakin aktif berlatih berbagai kegiatan kreatif seperti mengolah limbah menjadi kerajinan tangan seperti seperti keset, tas, kursi, kerajinan dari batok kelapa, tapestri (rajut), dan sebagainya.
Lebih dari itu, anggota Kaleb kini semakin sering tampil di hadapan publik, melalui keikutsertaan di sejumlah pameran dan secara perlahan mulai membuka diri di masyarakat.
“Kami sosialisasikan bahasa isyarat untuk menjadi jembatan antara masyarakat dengar dengan disabilitas tuli. Dan banyak yang mau belajar, perlahan-lahan Kaleb bisa ‘bicara’, kami bisa bersosialisasi dengan orang lain,” ujar Chira dengan raut gembira menerima kedatangan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII dan Pertamina Integrated Terminal Bitung, Kamis (13/2/2020).
Chira menceritakan sejarah pembentukan Kaleb, dimulai September tahun 2018.
Lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini awalnya berprofesi sebagai fashion designer, namun akhirnya terpanggil mengembangkan Kaleb.
Alhasil, rumah di Kelurahan Kadoodan Linkungan V, Kecamatan Madidir Bitung yang awalnya sebagai Sekolah Luar Biasa (SLB), disulab menjadi rumah bagi Kaleb.
Kaleb yang beranggotakan 30 personel, sejak awal memiliki visi sosialisasikan bahasa isyarat, sehimgga menjadi jembatan antara masyarakat dengar dengan disabilitas tuli.
Selain itu, setiap anggota digali kreatifitasnya sehingga dapat bekerja atau membuka usaha untuk kesejahteraan anggota.
“Bantuan CSR Pertamina, sangat membantu mempercepat pergerakan kami. Lewat CSR, kami bisa membeli alat kerja seperti printer, mesin jahit, dan barang-barang yang lain. Kaleb bisa ikut banyak festival dan bersosialisasi dengan masyarakat luas. Terima kasih pertamina,” kata Chira didampingi Sujito Talara, penasehat Kaleb dan Ketua Kaleb Ocen Hildalun.
Unit Manager Communication and CSR MOR VII Sulawesi Hatim Ilwan bersama tim, belajar bahasa isyarat dari founder Kaleb, Chira.
Unit Manager Communication and CSR MOR VII Sulawesi Hatim Ilwan didampingi Manajer Pertamina Integrated Terminal Bitung Abdul Wahid serta tim, memastikan komitmen Pertamina untuk membantu masyarakat.
“Apa yang Kaleb butuhkan, kami siapkan. Apalagi mau sosialisasi bahasa isyarat itu penting sekali untuk membangun kepercayaan diri para disabilitas. Pertamina akan mendukung,” jelas Hatim.
Pada kesempatan yang sama, Hatim mengapresiasi kerja keras anggota Kaleb yang mau meningkatkan kapasitas diri, belajar berbagai macam kesenian dan mau membaur dengan masyarakat.
“Dulunya kurang percaya diri, sekarang sudah berani tampil. Keterampilan-keterampilan ini harus terus dikembangkan sehingga anggota Kaleb bisa mandiri dan membaur dengan masyarakat luas,” tambah Hatim.
(Finda Muhtar)