Manado – Banjir Bandang yang menimpa Kota Bitung sejak Minggu (12/2/2017) meninggalkan korban pengungsi yang ternyata tidak sedikit.
Data yang didapat BeritaManado.com pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut terdapat sedikitnya 2.330 jiwa menjadi pengungsi di Kota “Cakalang”.
Menurut BPBD, Data sementara untuk bencana di Kota Bitung
dengan pengungsi terbanyak akibat bencana banjir maupun tanah longsor terdapat di Kecamatan Tandurusa sebanyak 1100 pengungsi dari 420 rumah yang tergenang.
Sementara untuk bencana tanah longsor terdapat di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Maesa, Aertembaga, Lembeh Utara, Lembeh Selatan, Tandurusa, Papusungan, Mawali dan Pintu Kota
Berikut data korban pengunsi di setiap wilayah di Kota Bitung yang dirangkum BeritaManado.com.
Akibat bencana banjir di Pateten terdapat 3 unit rumah masih tergenang dan sekitar 30 kepala keluarga menjadi korban. tercatat 80 jiwa jadi pengungsi.
Di Winenet Satu, 40 rumah tergenang dan 110 jiwa mengungsi. Sementara di Winenet Dua, 55 rumah tergenang dan sebanyak 120 jiwa mengungsi.
Aertembaga Satu, 120 rumah tergenang 390 jiwa jadi pengungsi.
Aertembaga Dua, 110 rumah tergenang dan 320 jiwa menjadi pengungsi.
Di Mawali 25 rumah tergenang 100 jiwa jadi pengungsi. Di Pintu Kota, 30 rumah tergenang dan 110 jiwa jadi pengungsi.
Menurut Kepala BPBD Sulut Noldy Liow kepada wartawan mengatakan jumlah rumah yang tergenang banjir dan tanah longsor sementara kira-kira 810 rumah sekitar 866 kk serta 2330 jiwa mengungsi.
“Saat ini tim terpadu Kota Bitung seperti BPBD, Dinkes, Dinsos, PU, TAGANA, PMI, Polres, Kodim, Marinir, Camat, Lurah, Pala, RT, sementara melakukan upaya darurat seperti mengevakuasi warga yg terkena banjir, dan longsor, membersihkan got-got yg tersumbat, membuka akses jalan yang tertutup material longsong, menggunakan alkon untuk mengeluarkan air yg menggenangi rumah warga pendirian dapur umum. Sementara untuk Posko utama di kantor BPBD Kota Bitung,” ujar Noldy Liow yang mengutip laporan dari BPBD Kota Bitung. (Rizath Polii)