Bitung – Anggota DPRD Kota Bitung, Alexander Wenas kembali berulah.
Politisi Partai NasDem Kota Bitung itu, menghadang bus AKDP dan Angkot yang akan masuk Terminal Tangkoko yang sudah kembali dioperasikan, Selasa (19/12/2017).
Tindakan arogan Alexender itu menyebar di media sosial facebook setelah videonya diupload salah satu pengguna facebook, Rabu (20/12/2017).
Dalam video itu, Alexander tak terima Terminal Tangkoko kembali dioperasikan karena menurutnya merugikan masyarakat luas, dalam hal ini pedagang dan tukang ojek di Pasar Sagerat.
Dan dia bersitegang dengan Kepala Terminal Tangkoko, Abdi Karouw serta disaksikan puluhan sopir serta warga karena merasa memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Ia juga memaksa agar semua mobil bus maupun Angkot tetap masuk ke Pasar Sagerat, yang notabene hanya sebagai terminal sementara selama Terminal Tangkoko direnovasi.
Kejadian itu tak ditampik Kepala Terminal Tangkoko. Abdi menyatakan, Alexander terlalu arogan dan tidak mengerti persoalan.
“Alasan dia melarang tidak masuk akal. Tugas kami tidak berhubungan dengan pedagang dan tukang ojek, melainkan dengan Organda dan pengguna transportasi,” tegasnya.
Jadi kata dia, jika Terminal Tangkoko kembali dibuka, itu sah-sah saja karena renovasi terminal sudah hampir rampung dan sudah bisa dipakaim
“Penggunaan kembali Terminal Tangkoko sudah sesuai keinginan publik. Organda dan masyarakat selaku pengguna jasa transportasi, mendukung penuh keputusan itu,” jelasnya.
Justru kata Abdi, Organda sendiri yang meminta Terminal Tangkoko kembali dibuka dengan alasan mempertimbangkan keluhan masyarakat soal jarak ke Pasar Sagerat yang jauh.
“Dan ketika permintaan itu diteruskan ke pusat (Kementerian Perhubungan,red), langsung mendapat persetujuan. Jadi bagi kami keputusan itu sudah tepat dan sesuai,” katanya.
Apa yang dikatakan Abdi dibenarkan Sekretaris DPC Organda Bitung, Tommy Kalangi.
Tommy menyatakan, penggunaan kembali Terminal Tangkoko sudah sesuai kebutuhan.
“Kami menangkap apa yang menjadi keluhan masyarakat. Selain jarak ke Pasar Sagerat yang lebih jauh, juga mengenai pemberlakuan tarif Angkot. Makanya karena Terminal Tangkoko sudah bisa dipakai, kami mengusulkan pemindahan ini,” katanya.
Tommy mengaku tak habis pikir dengan ulah Alexander yang sampai melalukan aksi penghadangan dan pelarangan bus serta Angkot masuk Terminal Sagerat.
“Dia melakukan itu hanya untuk kepentingan kelompoknya. Dia tidak memikirkan kepentingan masyarakat yang lebih banyak, baik itu pengguna transportasi maupun para sopir. Kalau mungkin sopir yang keberatan itu masuk akal. Tapi ini sopir dan masyarakat sudah satu pandangan, jadi mengapa dia yang menolak?,” katanya.
Sementara itu, status Terminal Tangkoko sendiri bukan lagi kewenangan Pemkot Bitung sejak pelaksanaan renovasi berlangsung dengan menggunakan APBN dan pengelolaan terminal sudah diambil-alih oleh Kementerian Perhubungan.
(abinenobm)
Bitung – Anggota DPRD Kota Bitung, Alexander Wenas kembali berulah.
Politisi Partai NasDem Kota Bitung itu, menghadang bus AKDP dan Angkot yang akan masuk Terminal Tangkoko yang sudah kembali dioperasikan, Selasa (19/12/2017).
Tindakan arogan Alexender itu menyebar di media sosial facebook setelah videonya diupload salah satu pengguna facebook, Rabu (20/12/2017).
Dalam video itu, Alexander tak terima Terminal Tangkoko kembali dioperasikan karena menurutnya merugikan masyarakat luas, dalam hal ini pedagang dan tukang ojek di Pasar Sagerat.
Dan dia bersitegang dengan Kepala Terminal Tangkoko, Abdi Karouw serta disaksikan puluhan sopir serta warga karena merasa memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Ia juga memaksa agar semua mobil bus maupun Angkot tetap masuk ke Pasar Sagerat, yang notabene hanya sebagai terminal sementara selama Terminal Tangkoko direnovasi.
Kejadian itu tak ditampik Kepala Terminal Tangkoko. Abdi menyatakan, Alexander terlalu arogan dan tidak mengerti persoalan.
“Alasan dia melarang tidak masuk akal. Tugas kami tidak berhubungan dengan pedagang dan tukang ojek, melainkan dengan Organda dan pengguna transportasi,” tegasnya.
Jadi kata dia, jika Terminal Tangkoko kembali dibuka, itu sah-sah saja karena renovasi terminal sudah hampir rampung dan sudah bisa dipakaim
“Penggunaan kembali Terminal Tangkoko sudah sesuai keinginan publik. Organda dan masyarakat selaku pengguna jasa transportasi, mendukung penuh keputusan itu,” jelasnya.
Justru kata Abdi, Organda sendiri yang meminta Terminal Tangkoko kembali dibuka dengan alasan mempertimbangkan keluhan masyarakat soal jarak ke Pasar Sagerat yang jauh.
“Dan ketika permintaan itu diteruskan ke pusat (Kementerian Perhubungan,red), langsung mendapat persetujuan. Jadi bagi kami keputusan itu sudah tepat dan sesuai,” katanya.
Apa yang dikatakan Abdi dibenarkan Sekretaris DPC Organda Bitung, Tommy Kalangi.
Tommy menyatakan, penggunaan kembali Terminal Tangkoko sudah sesuai kebutuhan.
“Kami menangkap apa yang menjadi keluhan masyarakat. Selain jarak ke Pasar Sagerat yang lebih jauh, juga mengenai pemberlakuan tarif Angkot. Makanya karena Terminal Tangkoko sudah bisa dipakai, kami mengusulkan pemindahan ini,” katanya.
Tommy mengaku tak habis pikir dengan ulah Alexander yang sampai melalukan aksi penghadangan dan pelarangan bus serta Angkot masuk Terminal Sagerat.
“Dia melakukan itu hanya untuk kepentingan kelompoknya. Dia tidak memikirkan kepentingan masyarakat yang lebih banyak, baik itu pengguna transportasi maupun para sopir. Kalau mungkin sopir yang keberatan itu masuk akal. Tapi ini sopir dan masyarakat sudah satu pandangan, jadi mengapa dia yang menolak?,” katanya.
Sementara itu, status Terminal Tangkoko sendiri bukan lagi kewenangan Pemkot Bitung sejak pelaksanaan renovasi berlangsung dengan menggunakan APBN dan pengelolaan terminal sudah diambil-alih oleh Kementerian Perhubungan.
(abinenobm)