Manado, BeritaManado.com – Aktivitas politik dalam beberapa minggu bahkan beberapa hari terakhir terkait pencalonan di Pilkada semakin panas. Pembicaraan dan negosiasi antar bakal calon dan partai makin intensif meskipun keputusan akhir pasangan calon berada di tangan pengurus pusat partai politik.
Diutarakan Direktur Lembaga Independen Electoral Menagement End Constitution (E-MC) Sulawesi Utara, Johnny Alexander Suak SE, MSi, negosiasi di tingkat lokal dalam rangka mencari pasangan yang dinilai paling berpeluang menang.
“Maka tak heran jika di beberapa daerah belum ada yg pasti siapa berpasangan dengan siapa. Di sana ada selibat-selingkuh, ada yang bermain dua kaki, ada yang tiba-tiba peluangnya hidup lagi, dan ada yang berakhir ditandai pencabutan rekomendasi, meski sudah menyebar spanduk di seantero provinsi,” jelas Johnny Suak kepada BeritaManado.com, Rabu (3/1/2018).
Lanjut Komisioner Bawaslu Sulut periode lalu ini, semua huru-hara politik itu terkait dengan masa pendaftaran pasangan calon ke KPU Provinsi dan Kabupaten Kota yang semakin dekat yakni 8 hingga 10 Januari 2018.
Saat itu semua pasangan calon, baik dari jalur perseorangan (yang telah memenuhi syarat dukungan minimal e-KTP), maupun jalur parpol/gabungan parpol, diberi kesempatan untuk didaftarkan ke KPU setempat. Saat itulah semua menjadi pasti, siapa yang tersenyum dan siapa yang meringis.
“Satu hal lagi yang belum pasti, apakah mereka yang tersenyum di akhir huru-hara ini pada akhirnya juga bisa membuat rakyat di daerahnya tersenyum? Entahlah, sebagian memang iya, tapi sebagian besar lagi hanya bisa membuat rakyatnya meringis,” tandas Johnny Suak yang juga dosen FEB Unsrat ini.
(JerryPalohoon)