MANADO – Aryanthi Baramuli Putri (ABP) hadir dalam perayaan Natal bersama anak-anak penderita kanker yang sedang dirawat Klinik Estella RS Prof Kandou Malalayang Manado, Sabtu (5/12/2015) siang.
Kehadirannya sebagai Ketua Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan survivor dari penyakit kanker.
Dalam sambutannya ABP memberikan motivasi kepada anak-anak penderita kanker (pasien), orangtua dan keluarga pasien hingga dokter, suster dan tenaga medis lainnya.
“Sekarang banyak muncul tawaran sampai iklan-iklan pengobatan alternatif namun saya menghimbau supaya dikonsultasikan kepadadokter atau tenaga mesis, jangan sembarang memakan binatang ataupun Tumbuhan tanpa konsultasi dengan dokter supaya tidak menambah masalah baru,” ujar tokoh perempuan Indonesia yang sedang mencalonkan diri sebagai calon Walikota Kota Bitung ini.
ABP pun bersyukur bahwa CSIS mendapat penghargaan sebagai rumah singgah terbaik di daerah AsiaPasific. Menurutnya itu berkat doa dan dukungan banyak orang.
“Saya jugaberharap rumah singgah untuk penderita kanker di Manado bisa lebih memadai,” kata wanita berdarah Tonsea ini.
Direktur RSUP Prof Kandou, dr Maxi Rondonuwu, dalam sambutannya mengatakanakan menambah bangunan Estella karena ia mengetahui peningkatan jumlah
pasien setiap tahun.
“Setiap tahun rata-rata bertambah 40 orang per tahun.
Kalau begitu bangunan tidak akan cukup memang dan sudah kami pikirkan untuk menambah di samping bangunan Estella yang ada sekarang,” katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan banyak terima kasih kepada semua donatur Estella khususnya ABP yang sejak Estella didirikan 2006 silam sudah menjadi donatur.
“Ibu Aryanthi ini seperti malaikat kecil yang Tuhan utus untuk membantu orang Sulawesi Utara bahkan Indonesia,” kata Rondonuwu.
dr Max Mantik yang juga donatur, menuturkan, kasus kanker semakin bertambah jumlah penderita karena kemajuan teknologi, makanan-makanan yang mengandung
bahan kimia dan life style yang berubah.
“Tetaplah berpengharapan kepada Tuhan sampai akhir hayat kita artinya harus taat antara lain rajin datangberobat niscaya pasti.ada kesembuhan,” ujar pria pernah sampai ke Belanda untuk mengobati anaknya yang menderita kanker.
Dalam perayaan Natal ini ada pelaksanaan ibadah dan doa khusus bagi pasien, keluarga, tenaga medis dan semua yang hadir. Hadir juga 5 mahasiswa yang sudah menjadi survivor penyakit kanker. Ada penyerahan bingkisan kepada semua pasien anak yang hadir dimeriahkan Om Santa yang baik hati. (***)
MANADO – Aryanthi Baramuli Putri (ABP) hadir dalam perayaan Natal bersama anak-anak penderita kanker yang sedang dirawat Klinik Estella RS Prof Kandou Malalayang Manado, Sabtu (5/12/2015) siang.
Kehadirannya sebagai Ketua Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan survivor dari penyakit kanker.
Dalam sambutannya ABP memberikan motivasi kepada anak-anak penderita kanker (pasien), orangtua dan keluarga pasien hingga dokter, suster dan tenaga medis lainnya.
“Sekarang banyak muncul tawaran sampai iklan-iklan pengobatan alternatif namun saya menghimbau supaya dikonsultasikan kepadadokter atau tenaga mesis, jangan sembarang memakan binatang ataupun Tumbuhan tanpa konsultasi dengan dokter supaya tidak menambah masalah baru,” ujar tokoh perempuan Indonesia yang sedang mencalonkan diri sebagai calon Walikota Kota Bitung ini.
ABP pun bersyukur bahwa CSIS mendapat penghargaan sebagai rumah singgah terbaik di daerah AsiaPasific. Menurutnya itu berkat doa dan dukungan banyak orang.
“Saya jugaberharap rumah singgah untuk penderita kanker di Manado bisa lebih memadai,” kata wanita berdarah Tonsea ini.
Direktur RSUP Prof Kandou, dr Maxi Rondonuwu, dalam sambutannya mengatakanakan menambah bangunan Estella karena ia mengetahui peningkatan jumlah
pasien setiap tahun.
“Setiap tahun rata-rata bertambah 40 orang per tahun.
Kalau begitu bangunan tidak akan cukup memang dan sudah kami pikirkan untuk menambah di samping bangunan Estella yang ada sekarang,” katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan banyak terima kasih kepada semua donatur Estella khususnya ABP yang sejak Estella didirikan 2006 silam sudah menjadi donatur.
“Ibu Aryanthi ini seperti malaikat kecil yang Tuhan utus untuk membantu orang Sulawesi Utara bahkan Indonesia,” kata Rondonuwu.
dr Max Mantik yang juga donatur, menuturkan, kasus kanker semakin bertambah jumlah penderita karena kemajuan teknologi, makanan-makanan yang mengandung
bahan kimia dan life style yang berubah.
“Tetaplah berpengharapan kepada Tuhan sampai akhir hayat kita artinya harus taat antara lain rajin datangberobat niscaya pasti.ada kesembuhan,” ujar pria pernah sampai ke Belanda untuk mengobati anaknya yang menderita kanker.
Dalam perayaan Natal ini ada pelaksanaan ibadah dan doa khusus bagi pasien, keluarga, tenaga medis dan semua yang hadir. Hadir juga 5 mahasiswa yang sudah menjadi survivor penyakit kanker. Ada penyerahan bingkisan kepada semua pasien anak yang hadir dimeriahkan Om Santa yang baik hati. (***)