MANADO – Lima puluh tahun silam, tepatnya, 4 April tahun 1961, dibawah pimpinan A.E Kawilareng, D.J Somba, Wim Tenges, Lendy Tumbelaka, Abe Mantiri, dan kawan-kawan seperjuangannya, menandatangani penyelesaian pergolakan Permesta yang dikenal dengan nama “Permesta Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi.”
Pihak Permesta saat itu berdamai dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI), dengan kekuatan anggota mencapai 26.000 orang dan 8000 pucuk
senjata diterima kembali oleh Pemerintah RI. Penyelesaian ini dengan tokoh utama dari pemerintah RI (TNI-AD) yaitu F.J Tumbelaka, atau yang lebih dikenal dengan Broer Tumbelaka, yang pada akhirnya menjadi gubernur pertama Sulut. (mois)