Amurang–Kematangan Bupati Christiany Eugenia ‘Tetty’ Paruntu sebagai top leader maupun sebagai politisi patut diacungi jempol. Pasalnya, meski dihantam segudang persoalan dan tantangan, namun pemilik nama dengan sapaan akrab Tetty ini, terlihat tetap tegar menghadapinya. Bahkan, tak ayal ibunda Adrian Jopie Paruntu ini tetap memperlihatkan dengan penuh kesungguhan membangun Minsel.
Kepada beritamanado.com, Tetty yang dikonfirmasi soal banyaknya tantangan ikut membayangi pemerintahan yang dipimpinnya, termasuk hantaman isu miring soal dugaan penggunaan ijazah asli tapi palsu (Ipal) di Pemilukada lalu. Tetty hanya berujar, jika itu semua sebagai bagian dari dinamika atau tantangan yang mesti dihadapi.
“Memang itu sangat menyakitkan. Namun secara pribadi, saya telah memaafkan mereka (sumber, red),” jelas Tetty.
Tak pelak, bunda Tetty sedikit membuka lembaran lama. Dia menceritakan soal jenjang pendidikan yang disandangnya. Katanya, Ijazah Paket C yang digunakannya, bukan karena dirinya tak mampu menempuh jalur pendidikan formal.
“Saya sekolah di The Harry Carlton Comprehensive School East Leake, Loughborough Inggris. Atau sekolah setingkat SMA. Di sana, kualitas pendidikannya jauh di atas rata-rata. Apalagi jika dibandingkan dengan Paket C. Secara kualitas memang turun. Namun karena harus penyesuaian, maka saya ambil paket C saja. Kan di luar negeri, tidak ada mata pelajaran Bahasa Indonesia, PMP, maupun beberapa mata pelajaran Indonesia lainnya. Dan itulah yang disesuaikannya,” ungkap putri tercinta mantan Rektor Unsrat Prof Dr Ir Jopie Paruntu dan Wakil Ketua DPRD Minsel, Jenny J Tumbuan, SE.
Lanjut, wanita cantik kelahiran Manado, 25 September 1967 ini berujar, ketekunan serta kekuatan doa dan kerja keras menjadikannya pribadi yang tegar dalam menghadapi berbagai tantangan. Bahkan, Tetty mengaku jika terpaan miring yang dihadapinya tidak membuat kinerjanya sebagai Bupati Minsel terganggu.
“Itulah hidup, semua pasti punya tantangan. Dan sebagai orang percaya tak ada yang dapat dilakukan jika kita tidak percaya bahwa doa adalah satu-satunya kekuatan kita. Namun tentu untuk mencapai semua yang kita cita-citakan. Kita harus terus berusaha dan bekerja keras,” tukasnya.
Diakhir pembicaraan, Tetty mengaku jika dalam benaknya adalah bagaimana mewujudkan Minsel menjadi daerah yang berdikari cepat. Bahkan, suatu harapan besar diungkapnya yakni dirinya ingin melihat adanya peningkatan kesejahteraan bagi warga Minsel.
“Saya akan terus berupaya mewujudkan semua itu dengan terus melakukan pembangunan di berbagai sektor. Soal terpaan masalah yang saya hadapi. Saya tetap menanggapinya secara profesional, dan tidak sampai mengganggu kinerja saya sebagai bupati. Karena saya pikir itu hanyalah fitnah atau bentuk pencemaran nama baik. Soal penyelesaian masalah tersebut, sepenuhnya saya sudah serahkan ke pengacara saya untuk mengambil langkah hukum,” pungkas bupati Tetty. (and)