Pineleng, BeritaManado.com – Terkait panggung kehormatan yang viral di media sosial pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia, Camat Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara (Sulut), Drs Jonly Wua, akhirnya memberikan penjelasannya.
Menurut Camat Jonly, persoalan ini hanya karena miskomunikasi atau salah paham.
Seperti dalam video yang viral di medsos, banyak yang mengira itu adalah panggung kehormatan dari kegiatan pawai kemerdekaan.
Padahal, kata dia, kegiatan tersebut adalah lomba gerak jalan antar SD, SMP, hingga aparat desa di 14 desa se-kecamatan Pineleng.
Sementara tempat yang dikira adalah panggung kehormatan sebenarnya tempat untuk juri yang menilai lomba tersebut.
“Jadi itu lomba gerak jalan, bukan pawai. Ada nomor peserta dan dinilai. Soal titik yang disebut warga adalah panggung kehormatan, itu lokasi finish. Namun ketika ada peserta yang beri hormat, spontan kami berdiri dan hormat. Jadi sebenarnya itu garis finish dan lokasi penilaian lomba makanya tak dibuat panggung,” jelasnya, Jumat (18/8/2023).
Lomba tersebut, kata dia, di wilayah lain sudah digelar jauh sebelum hari H Kemerdekaan RI.
Namun karena pertimbangan khusus, di antaranya meringankan biaya para peserta dari desa yang cukup jauh, pihaknya bersama panitia memutuskan untuk dilaksanakan sekalian di hari H, usai upacara peringatan HUT RI.
Satu hal yang pasti, kata dia, pihak kecamatan melalui panitia telah maksimal menyiapkan kegiatan untuk menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI.
Hal ini bisa dibuktikan dengan antusiasme dari para peserta, di mana lomba tersebut diikuti oleh seluruh SD, SMP, dan 14 Perangkat Desa se-kecamatan Pineleng.
Tak hanya itu, panitia juga membuat panggung besar di lokasi upacara peringatan HUT RI ke-78.
Tak tanggung-tanggung tiga tenda dan panggung besar dilengkapi sound dan dekorasi yang bagus disiapkan.
Sementara anggaran lain yang disiapkan panitia digunakan untuk pengadaan baju Paskibra dan untuk hadiah pemenang sejumlah lomba yang telah diselenggarakan dalam memeriahkan HUT RI tahun ini.
“Anggaran lain digunakan untuk pengadaan baju Paskibra Kecamatan, termasuk hadiah untuk sejumlah lomba yang dibuat. Khusus lomba gerak jalan, kita juga beri piagam penghargaan bagi yang tidak dilombakan, seperti drumband dan kabasaran. Semua panitia siapkan,” jelasnya.
Sementara terkait video yang viral tersebut, Camat Jonly mengaku tidak mempermasalahkan warga yang merekam video tersebut.
Sebab, kata dia, di samping ada kesalahpahaman terkait kegiatan itu, hal ini bagian dari perhatian warga untuk kemajuan daerah.
“Saya tidak marah, itu bagian dari kepedulian warga. Tapi sekali lagi, itu bukan panggung kehormatan untuk pawai,” jelasnya.
Adapun pertimbangan lokasi finish di tempat tersebut karena untuk menggerakkan roda perekonomian di wilayah sekitar.
“Kan dengan begitu, usai kegiatan peserta boleh langsung berbelanja di tempat makan, warung dan toko-toko di sekitar lokasi. Lepas dari itu, kalo ada kekurangan kami mohon maaf. Ke depan bersama-sama kita buat lebih baik lagi,” tandasnya.
Sebelumnya, panggung kehormatan dalam rangka pawai peringatan HUT RI ke-78 tingkat Kecamatan Pineleng yang dibuat di emperan bekas retail disorot warga dan viral di media sosial, Kamis (17/8/2023), akibat disebut yang terjelek di Sulut.
Vidio berdurasi 8.05 detik itu diunggah pertama kali oleh akun facebook @RudsJanet dan dinukil akun tiktok @LambeKriminal.
Vidio tersebut telah dibagikan warganet sebanyak 2000 kali, 800 lebih komentar, 5800 lebih menyukai dan ditonton 220 ribu orang lebih.
Tampak duduk di panggung kehormatan Camat Pineleng Jonly Wua, Kapolsek Pineleng Iptu Ronald Hinonaung, Anggota DPRD Minahasa Moureen Pongantung dan Rommy Leke, sejumlah Hukum Tua bersama istri duduk berjejer di situ.
(jenlywenur)