Manado – Di Kota Manado terdapat sejumlah sekolah negeri yang oleh banyak pihak disematkan sebagai sekolah-sekolah favorit. Namun menurut sekretaris Komisi D, Sonny Lela bahwa di Manado khususnya tidak ada namanya sekolah favaorit sebagaimana yang agung-agungkan oleh berbagai pihak.
Lela berpendapat, seluruh sekolah negeri memiliki kewajiban yang sama untuk mencerdaskan generasi muda. Jadi, tidak benar jika ada pembedaan status antara sekolah-sekolah negeri di Manado.
“Sekolah merupakan wadah untuk mengenyam pendidikan. Dan pada prinsipnya, sekolah dituntut untuk menciptakan generasi yang cerdas. Jadi di Manado ini tidak ada yang namanya sekolah favorit,” kata Lela.
Ketua Fraksi Golkar ini pun tak segan-segan menyebut bahwa sekolah-sekolah yang disangkakan sebagai sekolah favorit kalah bersaing dengan sekolah swasta.
“Kalau ada yang bilang SMA 1, SMA 2, SMA 9, Binsus, SMP 1 dan sejumlah sekolah lainnya disebut sekolah favorit itu nol besar. Karena melihat dari hasil yang dicapai dari siswa-siswa di sekolah-sekolah tersebut hanya mampu meraih rata-rata 7. Dibandingkan sekolah swasta, nilai rata-rata mereka mencapai 8 dan 9,” ungkap Lela.
Ditegaskannya, untuk menghindari adanya sebutan sekolah favorite terhadap sejumlah sekolah yang dimaksud, Lela meminta seluruh fasilitas dan tenaga pendidiknya di setiap sekolah negeri di Kota Manado perlu disamakan.
“Kalau di sekolah yang dibilang bukan favorit, berarti harus diperbaiki pandangan itu. Kalau tidak ada komputer, ya beli. Tidak ada guru bahasa inggris, ya dikasih. Saya menghimbau kepada pemerintah kota untuk menyamakan strata sosial dari seluruh sekolah yang ada di Manado,” imbaunya. (leriandokambey)
Manado – Di Kota Manado terdapat sejumlah sekolah negeri yang oleh banyak pihak disematkan sebagai sekolah-sekolah favorit. Namun menurut sekretaris Komisi D, Sonny Lela bahwa di Manado khususnya tidak ada namanya sekolah favaorit sebagaimana yang agung-agungkan oleh berbagai pihak.
Lela berpendapat, seluruh sekolah negeri memiliki kewajiban yang sama untuk mencerdaskan generasi muda. Jadi, tidak benar jika ada pembedaan status antara sekolah-sekolah negeri di Manado.
“Sekolah merupakan wadah untuk mengenyam pendidikan. Dan pada prinsipnya, sekolah dituntut untuk menciptakan generasi yang cerdas. Jadi di Manado ini tidak ada yang namanya sekolah favorit,” kata Lela.
Ketua Fraksi Golkar ini pun tak segan-segan menyebut bahwa sekolah-sekolah yang disangkakan sebagai sekolah favorit kalah bersaing dengan sekolah swasta.
“Kalau ada yang bilang SMA 1, SMA 2, SMA 9, Binsus, SMP 1 dan sejumlah sekolah lainnya disebut sekolah favorit itu nol besar. Karena melihat dari hasil yang dicapai dari siswa-siswa di sekolah-sekolah tersebut hanya mampu meraih rata-rata 7. Dibandingkan sekolah swasta, nilai rata-rata mereka mencapai 8 dan 9,” ungkap Lela.
Ditegaskannya, untuk menghindari adanya sebutan sekolah favorite terhadap sejumlah sekolah yang dimaksud, Lela meminta seluruh fasilitas dan tenaga pendidiknya di setiap sekolah negeri di Kota Manado perlu disamakan.
“Kalau di sekolah yang dibilang bukan favorit, berarti harus diperbaiki pandangan itu. Kalau tidak ada komputer, ya beli. Tidak ada guru bahasa inggris, ya dikasih. Saya menghimbau kepada pemerintah kota untuk menyamakan strata sosial dari seluruh sekolah yang ada di Manado,” imbaunya. (leriandokambey)