Jalan penghubung Mitra dan Minsel nyaris putus. Tampak warga melakukan perbaikan dengan melebarkan sisi jalan sehingga bisa dilalui kendaraan (foto ist)
Ratahan – Akses jalan penghubung Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dan Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) terancam putus dikarenakan amblasnya sebuah tanggul penyanggal jalan dijalur tersebut.
Diungkapkan warga, jebolnya tanggul penyangga itu, tak sepenuhnya disebabkan oleh faktor alam. “Secara kasat mata, ambruknya tanggul tersebut bukan karena faktor alam, akan tetapi lebih kepada pengerjaan tanggul yang asal jadi,” kata Ot Pelealu, Minggu sore (11/1/2015).
Lanjut dia, pengerjaan yang tak sesuai bestek alias asal-asalan, ditambah tidak adanya drainase dikiri dan kanan jalan, membuat tembok penyangga tak mampu menahan hantaman air hujan.
“Sudah ke dua kali tanggul ini jebol. Dan jebolnya sudah pasti lantaran asal jadi. Kalo dasarnya dibuat kaki, pasti akan lebih kuat menahan beban,” kesal Ot yang saat itu bersama-sama dengan warga lainnya membuat jalan setapak agar bisa dilalui kendaraan.
Bersama warga lainnya, Ot mendesak Dinas PU Provinsi untuk segera memperbaiki tanggul dan jalan dari Amurang menuju Tombatu. “Kalau tidak segera diperbaiki, maka jalan ini dipastikan akan putus dan tak bisa digunakan lagi. Sebab, setengah badan jalan sudah amblas,” tandasnya. (rulandsandag)
Jalan penghubung Mitra dan Minsel nyaris putus. Tampak warga melakukan perbaikan dengan melebarkan sisi jalan sehingga bisa dilalui kendaraan (foto ist)
Ratahan – Akses jalan penghubung Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dan Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) terancam putus dikarenakan amblasnya sebuah tanggul penyanggal jalan dijalur tersebut.
Diungkapkan warga, jebolnya tanggul penyangga itu, tak sepenuhnya disebabkan oleh faktor alam. “Secara kasat mata, ambruknya tanggul tersebut bukan karena faktor alam, akan tetapi lebih kepada pengerjaan tanggul yang asal jadi,” kata Ot Pelealu, Minggu sore (11/1/2015).
Lanjut dia, pengerjaan yang tak sesuai bestek alias asal-asalan, ditambah tidak adanya drainase dikiri dan kanan jalan, membuat tembok penyangga tak mampu menahan hantaman air hujan.
“Sudah ke dua kali tanggul ini jebol. Dan jebolnya sudah pasti lantaran asal jadi. Kalo dasarnya dibuat kaki, pasti akan lebih kuat menahan beban,” kesal Ot yang saat itu bersama-sama dengan warga lainnya membuat jalan setapak agar bisa dilalui kendaraan.
Bersama warga lainnya, Ot mendesak Dinas PU Provinsi untuk segera memperbaiki tanggul dan jalan dari Amurang menuju Tombatu. “Kalau tidak segera diperbaiki, maka jalan ini dipastikan akan putus dan tak bisa digunakan lagi. Sebab, setengah badan jalan sudah amblas,” tandasnya. (rulandsandag)