MANADO – Gubernur Sulut, Dr SH Sarundajang, dinilai banyak kalangan merupakan tipikal pemimpin yang paripurna. Terbukti figur ini mampu menyesuaikan, meski kepeminpinan di tingkat nasional berubah-ubah. Salah satunya diutarakan Billy Johannis.
Menurut Billy, di era orde baru dan dibawa kepemimpinan Soeharto figur Dr SH Sarundajang dikenal merupakan birokrat handal dan cemerlang di zamannya, dengan arah politik ke Golongan Karya (Golkar). Ini dibuktikan dengan kartu anggota PG yang dikantong Sarundajang, yang diakuinya sewaktu Jusuf Kallah, berkunjung ke Sulut, sebagai Wapres. SHS juga menunjukkan bukti dia sebagai kader Golkar. Bahkan di berbagai kesempatan dia juga menunjukkan bukti sebagai kader partai berlambang Beringin tersebut.
Pada awal reformasi, SHS yang kala itu mentreng prestasinya di saat Megawati Soekarnoputri, menjabat sebagai Presiden, ketika itu SHS mendapat kehormatan menjadi Irjen Depdagri. Bahkan dipercayakan pemerintahan Megawati menjadi Penjabat Gubernur di Maluku Utara (Malut).
Setelah pensiun sebagai birokrat, SHS yang dekat dengan PDIP ketika itu, mencalokan diri sebagai gubernur Sulut, dengan memakai kendaraan politik PDIP. SHS pun sukses mendapatkan kepercayaan masyarakat dengan menjadi Gubernur Sulut, berpasangan dengan Freddy H Sualang, Ketua PDIP Sulut.
Setelah lima tahun menjabat Gubernur tepatnya 2005 hingga 2010, SHS kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Sulut periode kedua. Namun yang luar biasa kata Billy, kali ini SHS tidak naik dengan kendaraan lalu yaitu PDI Perjuangan, melainkan berpindah kendaraan politik dengan naik kendaraan politik Partai Demokrat, yang merupakan partai penguasa dengan pembina DPP Partai Demokrat yakni, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
”Kelihaian membaca tanda-tanda zaman, dan arah politik dari SHS sulit untuk diikuti politisi lainnya. Jadi tepat kalau ada yang bilang SHS merupakan cermin politisi dan pemimpin yang sempurna,” ujar Billy meyakinkan. (abm)
MANADO – Gubernur Sulut, Dr SH Sarundajang, dinilai banyak kalangan merupakan tipikal pemimpin yang paripurna. Terbukti figur ini mampu menyesuaikan, meski kepeminpinan di tingkat nasional berubah-ubah. Salah satunya diutarakan Billy Johannis.
Menurut Billy, di era orde baru dan dibawa kepemimpinan Soeharto figur Dr SH Sarundajang dikenal merupakan birokrat handal dan cemerlang di zamannya, dengan arah politik ke Golongan Karya (Golkar). Ini dibuktikan dengan kartu anggota PG yang dikantong Sarundajang, yang diakuinya sewaktu Jusuf Kallah, berkunjung ke Sulut, sebagai Wapres. SHS juga menunjukkan bukti dia sebagai kader Golkar. Bahkan di berbagai kesempatan dia juga menunjukkan bukti sebagai kader partai berlambang Beringin tersebut.
Pada awal reformasi, SHS yang kala itu mentreng prestasinya di saat Megawati Soekarnoputri, menjabat sebagai Presiden, ketika itu SHS mendapat kehormatan menjadi Irjen Depdagri. Bahkan dipercayakan pemerintahan Megawati menjadi Penjabat Gubernur di Maluku Utara (Malut).
Setelah pensiun sebagai birokrat, SHS yang dekat dengan PDIP ketika itu, mencalokan diri sebagai gubernur Sulut, dengan memakai kendaraan politik PDIP. SHS pun sukses mendapatkan kepercayaan masyarakat dengan menjadi Gubernur Sulut, berpasangan dengan Freddy H Sualang, Ketua PDIP Sulut.
Setelah lima tahun menjabat Gubernur tepatnya 2005 hingga 2010, SHS kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Sulut periode kedua. Namun yang luar biasa kata Billy, kali ini SHS tidak naik dengan kendaraan lalu yaitu PDI Perjuangan, melainkan berpindah kendaraan politik dengan naik kendaraan politik Partai Demokrat, yang merupakan partai penguasa dengan pembina DPP Partai Demokrat yakni, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
”Kelihaian membaca tanda-tanda zaman, dan arah politik dari SHS sulit untuk diikuti politisi lainnya. Jadi tepat kalau ada yang bilang SHS merupakan cermin politisi dan pemimpin yang sempurna,” ujar Billy meyakinkan. (abm)