Manado — Dengan semakin bertambahnya petugas KPPS yang meninggal dan yang masih dirawat di RS, Dwight George Nayoan, SH caleg DPR,-RI Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dapil Sulut yang akrab dikenal dengan nama di televisi Sandy Nayoan turut berdukacita dan sangat mengapresiasi atas kerja keras para Pahlawan Demokrasi yang gugur saat melaksanakan tugas termasuk para aparat Kepolisian yang juga gugur ketika mengawal proses pelaksanaannya.
“Saya sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa di beberapa provinsi termasuk di Sulawesi Utara yang berdasarkan berita terkini secara keseluruhan orang yang meninggal dunia sudah bertambah memjadi 119 dan yang masih di rawat sekitar 548 orang, keprihatinan saya ini juga dikarenakan mengingat adanya wacana pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di beberapa wilayah di Sulawesi Utara dalam waktu dekat ini,” ujar Sandy Nayoan.
Caleg DPR-RI ini mengatakan bahwa untuk mengantisipasi dan mencegah peristiwa sebelumnya, sebaiknya perlu dievaluasi dan dicarikan solusi saat pelaksanaan PSU nantinya.
“Salah satunya mungkin dengan menambah atau merekrut lagi personil KPPS, pertimbangannya karena mengingat beban dan waktu yang diperlukan semakin bertambah terutama pada tahapan rekapitulasinya, tentu perlu menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku,” tambah Sandy yang juga berprofesi sebagai pengacara.
Caleg DPR-RI ini yang biasa di juluki caleg yang hobi turun dan suka berdialog langsung dengan masyarakat sempat menyampaikan suatu pemikiran bahwa “penghitungan suara memang sangat diperlukan namun keselamatan dan nyawa petugas KPPS dan aparat Kepolisian merupakan hal yang sangat penting juga, teristimewa nasib keluarga mereka apabila terjadi lagi peristiwa yang tidak diinginkan.”
Menurut Sandy, pelaksanaan pemilu serentak ini realitasnya memerlukan konsentrasi dan energi yang bersifat ekstra terlebih ketika memasuki tahapan penghitungan suara karena peserta pemilu meliputi pemilihan calon Presiden dan Wakl Presiden, DPD-RI, DPR-RI serta DPRD Provinsi, kab/kota, sehingga memerlukan ekstra tenaga, baik fisik maupun psikis, apalagi dengan akan di laksankan PSU (Pemungutan Suara Ulang), bisa jadi ketika dilakukan simulasi sebelumnya bisa diprediksi kebutuhan dan penanganannya, namun ketika dihadapkan dengan fakta di lapangan berbeda dengan hasil simulasi.
“Saya kira masyarakatpun dapat ikut membantu memberikan perhatian terhadap terjaganya kondisi kesehatan para penyelenggara pemilu dan aparat yang bertugas pada PSU nanti,” kata Sandy.
Sandy menambahkan bahwa baku bantu itu juga nilai budaya masyarakat Sulawesi Utara yang masih terus dihidupkan hingga saat ini.
“Mapalus itu toh…,” ungkap Dwight George Nayoan sambil tersenyum dengan ciri khas kendisnya yang hingga kini tetap optimis akan menambah besar perolehan suaranya ketika dilaksanakan PSU (Pemungutan Suara Ulang).
“Satu yang saya yakini bahwa satu suara merupakan wujud suara TUHAN, karena TUHAN yang menentukan, TUHAN yang memilih melalu suara rakyat”, kata caleg DPR-RI yang juga Sekretaris Lembaga Hukum dan HAM DPP PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ketika mengakhiri perbincangan.
(***/rds)
Baca juga:
- Sandy Nayoan: PKB Junjung Nilai Keberagaman
- Sandy Nayoan Optimis Dulang Suara Lebih Banyak di PSU
- Banyak Petugas KPPS Meninggal Dunia, Ini Kata Akademisi