Manado – Sekrtaris Disperindag Bitung Yori Sakul menyatakan ada segelintir orang yang berniat menghambat program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diduga sengaja melibatkan masyarakat, sehingga masalah tanah ini sejak tahun 2008 tidak selesai.
Dulu belum banyak yang menempati, namun belakangan ketika gencar program KEK tiba-tiba sekelompok orang mengajak menempati tanah tersebut, katanya usai menghadiri rapat pokja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diruang WOC kantor gubernur Sulut Selasa (8/7/2014).
Dari informasi yang didapat,ada tokoh anggota dewan terpilih,
Dia mengatakan, pihaknya sudah berbicara, sosialisasi program ke warga nahkan sudah seringkali dilakukan, namun hal itu tak membuat warga bergeming, juga aktivitas untuk mendukung kelancaran program seperti pengukuran tanah tak berhasil, karena warga menghalangi. Dari informasi yang didapat, diduga ada tokoh anggota dewan terpilih dibalik semua ini.
“Bahkan ada ular hitam dilepas. Mo masuk ke sana (kawasan) mereka ikat ular. Ini kan berarti mau menghambat,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya ada usulan mengganti lahan ke lokasi lain, namun pemerintah tak bisa membiasakan seperti ini. Apalagi masyarakat yang menduduki tanah tak punya dasar kepemilikan, tegasnya.
“Nanti berkesan buruk, duduki saja nanti diberikan gantinya. Berikut ada program pemerintah lagi seperti ini. Ini bahaya harus ambil langkah keras,” sebut dia. (rizath polii)
Manado – Sekrtaris Disperindag Bitung Yori Sakul menyatakan ada segelintir orang yang berniat menghambat program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diduga sengaja melibatkan masyarakat, sehingga masalah tanah ini sejak tahun 2008 tidak selesai.
Dulu belum banyak yang menempati, namun belakangan ketika gencar program KEK tiba-tiba sekelompok orang mengajak menempati tanah tersebut, katanya usai menghadiri rapat pokja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diruang WOC kantor gubernur Sulut Selasa (8/7/2014).
Dari informasi yang didapat,ada tokoh anggota dewan terpilih,
Dia mengatakan, pihaknya sudah berbicara, sosialisasi program ke warga nahkan sudah seringkali dilakukan, namun hal itu tak membuat warga bergeming, juga aktivitas untuk mendukung kelancaran program seperti pengukuran tanah tak berhasil, karena warga menghalangi. Dari informasi yang didapat, diduga ada tokoh anggota dewan terpilih dibalik semua ini.
“Bahkan ada ular hitam dilepas. Mo masuk ke sana (kawasan) mereka ikat ular. Ini kan berarti mau menghambat,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya ada usulan mengganti lahan ke lokasi lain, namun pemerintah tak bisa membiasakan seperti ini. Apalagi masyarakat yang menduduki tanah tak punya dasar kepemilikan, tegasnya.
“Nanti berkesan buruk, duduki saja nanti diberikan gantinya. Berikut ada program pemerintah lagi seperti ini. Ini bahaya harus ambil langkah keras,” sebut dia. (rizath polii)