Tondano – Wakil Bupati Minahasa, Jantje Wowiling Sajouw meminta petani di Provinsi Sulawesi Utara terus melestarikan penanaman pohon cengkih, karena prospek harga cukup menjanjikan. “Petani Minahasa selain menjaga cengkih, tetapi juga harus melakukan perluasan dan peremajaan pohon yang sudah tua, agar hasil yang didapatkan bisa meningkat,” kata Wabup Minahasa, Jantje Sajouw, Selasa (10/7).
Jantje mengatakan, prospek cengkih diperkirakan masih akan tetap tinggi, ini karena permintaan cengkih oleh pemakainya belum sebanding dengan produksi petani.”Setiap tahun terjadi perbedaan mencolok antara kebutuhan dengan suplai yang tersedia pada petani, tak heran bila harga komoditas tersebut mampu bertahan tinggi,” kata Jantje.
Selain meminta petani perbanyak tanaman cengkih, Jantje meminta agar perawatan lebih diintensifkan, terutama pencegahan terhadap ulat penggerek batang dan tanaman penggangu. “Pohon cengkih akan bisa bertumbuh dengan baik bila petani secara rutin membebaskan pohon dari serangan ulat penggerek batang,” kata Jantje.
Dalam kenyataan di lapangan ulat penggerek batang, menjadi momok perusak tanaman paling utama, banyak tanaman cengkih yang akhirnya rusak dan mati, karena hama tersebut tidak dikendalikan. “Pengendalian hama tersebut relatif mudah, karena hanya menggunakan kawat ataupun wadah sejenis lainnya, ataupun menyewa orang tertentu yang biasa mengerjakan pekerjaan tersebut,” katanya. Produksi cengkih Sulut dalam kondisi panen raya berkisar 12 ribu hingga 15 ribu ton ton, sementara 2012 ini relatif sedikit diperkirakan 3.000 hingga 6.000 ton. Dengan harga saat ini yang berkisar Rp82.000 per kilogram kering, maka total pendapatan petani(bruto) berkisar Rp492 miliar.(niel)
Tondano – Wakil Bupati Minahasa, Jantje Wowiling Sajouw meminta petani di Provinsi Sulawesi Utara terus melestarikan penanaman pohon cengkih, karena prospek harga cukup menjanjikan. “Petani Minahasa selain menjaga cengkih, tetapi juga harus melakukan perluasan dan peremajaan pohon yang sudah tua, agar hasil yang didapatkan bisa meningkat,” kata Wabup Minahasa, Jantje Sajouw, Selasa (10/7).
Jantje mengatakan, prospek cengkih diperkirakan masih akan tetap tinggi, ini karena permintaan cengkih oleh pemakainya belum sebanding dengan produksi petani.”Setiap tahun terjadi perbedaan mencolok antara kebutuhan dengan suplai yang tersedia pada petani, tak heran bila harga komoditas tersebut mampu bertahan tinggi,” kata Jantje.
Selain meminta petani perbanyak tanaman cengkih, Jantje meminta agar perawatan lebih diintensifkan, terutama pencegahan terhadap ulat penggerek batang dan tanaman penggangu. “Pohon cengkih akan bisa bertumbuh dengan baik bila petani secara rutin membebaskan pohon dari serangan ulat penggerek batang,” kata Jantje.
Dalam kenyataan di lapangan ulat penggerek batang, menjadi momok perusak tanaman paling utama, banyak tanaman cengkih yang akhirnya rusak dan mati, karena hama tersebut tidak dikendalikan. “Pengendalian hama tersebut relatif mudah, karena hanya menggunakan kawat ataupun wadah sejenis lainnya, ataupun menyewa orang tertentu yang biasa mengerjakan pekerjaan tersebut,” katanya. Produksi cengkih Sulut dalam kondisi panen raya berkisar 12 ribu hingga 15 ribu ton ton, sementara 2012 ini relatif sedikit diperkirakan 3.000 hingga 6.000 ton. Dengan harga saat ini yang berkisar Rp82.000 per kilogram kering, maka total pendapatan petani(bruto) berkisar Rp492 miliar.(niel)