Bitung, BeritaManado.com – Fanesa Mandalika hanya bisa menatap kosong dan sesekali menyeka air matanya saat menatap peti suaminya, Jose Joshua Mahagati yang terbujur kaku, Kamis (1/9/2022).
Raut trauma dan kesedihan sangat jelas terlihat di wajah ibu dua anak ini. Kejadian yang ia alami bersama suaminya, 30 Agustus 2022 subuh sekitar pukul 3.15 Wita masih tergambar jelas dan tidak habis pikir ketiga pelaku yang masih berusia belasan tega menghabisi suaminya tanpa alasan jelas.
Joshua sendiri menjadi korban pembunuhan yang dilakukan tiga pelajar yakni LL (17), HT (16) dan EW (15) di dalam rumahnya di Kelurahan Girian Weru Satu Kecamatan Girian.
“Saya sudah bermohon dan meminta maaf kepada mereka. Tapi, tetap saja mereka menghujani Joshua dengan tikaman. Joshua hanya bisa bersembunyi di belakang saya ketakutan menerima tikaman para pelaku,” kata Fanesa sambil menitikkan air mata.
Fanesa menceritakan, sekitar pukul 2.15 Wita, dirinya bersama korban makan nasi kuning di rumah makan Amoy menggunakan sepeda motor. Usai makan, keduanya hendak pulang dan akan menyeberang, dari arah Bitung muncul ketiga pelaku menggunakan satu sepeda motor.
“Mereka melihat kami dan menggeber-geber gas motor di hadapan kami. Joshua hanya membalas dengan ikut menarik gas motor lalu menyeberang mengarah ke Pasar Girian,” katanya.
Rupanya, itu adalah pemicu ketiga pelaku membunuh korban. Bukan karena saling serempet apalagi terjadi cekcok, apalagi korban sempat menendang salah satu pelaku.
“Saya lihat mereka memutar motor di jembatan dan mengejar kami. Kemudian menyerempet tapi Joshua terus menghindar. Mereka kelihatannya memang mencari-cari masalah,” katanya.
Kendati terus memancing, Joshua tetap menghindar dengan memacu sepeda motornya mengarah ke Pasar Girian, pulang ke rumah.
Sesampainya di depan Kantor Kelurahan Girian Weru Satu, motor para pelaku sempat terhalang oleh bahan jualan para pedagang yang sudah mulai beraktifitas, tapi Joshua bersama Fanesa berhasil lolos mengingat bodi motor yang dikenakan lebih ramping.
“Karena tidak bisa lewat, salah satu pelaku yang bertubuh kecil turun dan berlari mengejar kami sampai ke rumah, kemudian berbalik menjemput kedua temannya,” katanya.
Begitu kedua pelaku datang, kata Fanesa, langsung mendobrak pintu dan ia sempat melihat Joshua refleks mengambil jubi tapi belum sempat ditembakkan salah satu pelaku sudah memegang dan mengejar dengan pisau.
“Saat itu Joshua lari berlindung di belakang saya. Saya coba menenangkan mereka dan meminta maaf dengan harapan kedua pelaku keluar dari rumah,” katanya.
Bukannya memaafkan, kedua pelaku malah makin beringas menyerang Joshua yang hanya bisa pasrah menerima tikaman demi tikaman dari kedua pelaku.
Fanesa sendiri berusaha melindungi suaminya dengan coba menangkis serangan tikaman hinggan tangan bagian kiri mengalami luka sayatan serta salah satu jarinya nyaris putus terkena pisau para pelaku
“Setelah itu, mereka keluar rumah dan Joshua langsung memeluk saya. Dia memeluk sangat kuat kemudian roboh di teras muka. Saya berteriak-teriak meminta tolong baru tetangga keluar membantu,” katanya.
Usai menyerang Joshua, salah satu pelaku melempar atap rumah warga, bahkan mengancam salah satu tetangga korban yang keluar saat mendengar terikan Fanesa.
Sementara itu, Joshua meninggal akibat luka di dada sebelah kiri, bagian kepala, lengan kiri dan punggung akibat tikaman.
(abinenobm)