Amurang—Keberadaan RSUD Amurang yang dibangun di Desa Teep Trans Kecamatan Amurang Barat hingga kini belum bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan, sepengetahuannya kalau keberadaan gedung RSUD Amurang, baik untuk perawatan dan semua peralatan sudah lengkap. Tetapi, ternyata belum juga dimanfaatkan.
Dari pantauan BeritaManado.com, bahwa keberadaan bangunan yang ada di RSUD Amurang banyak yang sudah mulai rusak. Bangunan-bangunan yang dibangun sejak tahun 2005 tersebut banyak yang tabiar. Padahal, bukan sedikit anggaran dari pemerintah pusat diberikan untuk RSUD Amurang.
‘’Kalau bangunan yang ada di RSUD Amurang, memang secara bertahap dibantu pemerintah pusat. Itu pun melalui loby-loby mantan Bupati Drs RM Luntungan. Sama halnya dengan bupati Christiany Eugenia Paruntu, SE. Beliau juga bisa meloby pemerintah pusat dalam hal ini Kemenkes RI untuk mendapatkan bangunan baru,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulut dr Maxi Rondonuwu, Msi.
Kata Rondonuwu, bahwa kalau juga RSUD Amurang belum berfungsi sebagaimana layaknya rumah sakit yang ada di Sulut. Itu karena Pemkab Minsel tak proaktif.
‘’Kenapa saya katakan demikian, karena Pemkab Minsel harus melakukan kerjasama dengan Unsrat Manado. Dalam hal ini, Jurusan Kedokteran Unsrat Manado. Disana kan banyak dokter dan calon dokter. Kiranya, kalau dilakukan kerjasama dengan Unsrat Manado dipastikan banyak dokter yang akan membantu RSUD Amurang,’’ jelasnya.
Lanjut bakal calon bupati Kabupaten Minahasa Tenggara ini, kenapa justru RSUD di Sangihe dan Talaud bisa lebih maju dari Minsel. Padahal, RSUD yang dibangun di kedua daerah masih terlalu minim dengan anggaran. Ini karena, Pemkab Sangihe dan Talaud bisa bekerjasama dengan Unsrat Manado.
‘’Seandainya demikian, dan Pemkab Minsel melakukan kerjasama dengan Unsrat Manado khususnya Jurusan Kedokteran maka dipastikan akan banyak dokter yang melakukan praktek di RSUD Amurang. Padahal, alat kesehatan (Alkes) di RSUD Amurang sudah hampir semuanya ada. Artinya, tak ada masalah untuk RSUD Amurang,’’ ungkap Rondonuwu. (and)