Modoinding – Petani di Kecamatan Modoinding, Minahasa Selatan (Minsel) mengaku sulit mendapatkan pupuk jenis Ponska, Urea, dan SP, tak pelak resiko terancam gagal panen menghantui para petani, jika ketersediaan pupuk masih langka. Hal ini dibenarkan Boyke Sumaiku, petani asal Desa Wullur Maatus mengaku sudah dua minggu belum mendapatkan pupuk.
“Saya tidak tahu lagi harus cari di mana. Sudah semenjak dua minggu, petani kesulitan mendapatkan pupuk. Ketersediaan pupuk sangat terbatas, bahkan sampai di kios pupuk sudah tidak ada lagi,” keluh Sumaiku, kepada beritamanado.com
Menurut dia, dampak kelangkaan pupuk akan mempengaruhi hasil panen pertanian seperti Kentang, Kol, Bawang, Tomat. Hal ini dengan sendirinya akan terancam gagal panen, karena kualitas tanaman yang tumbuh tidak diberi pupuk. “Untuk itu perlu segera ada solusi dari pemerintah untuk kami para petani soal ketersediaan pupuk,” harapnya.
Senada dikatakan Oldy Manampiring, mengatakan bahwa Modoinding yang dikenal dengan tanaman holtikultura, tentunya akan sangat berdampak tidak baik. Karena jika hasil panen tidak sesuai kualitas, maka tanaman holtikultura tidak bisa dijual, karena kualitasnya jauh menurun. Petani tentu tak mau hal itu terjadi, karena bakal merugi jika hasil panen tidak sesuai yang diharapkan.
“Untuk itu, ketersediaan pupuk sangat dibutuhkan apalagi sekarang hampir mendekati masa panen. Buruknya lagi, akan berdampak pada kenaikan harga pupuk. Persoalan dari kelangkaan pupuk mesti juga menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah karena menyangkut dengan hasil pertanian dan kehidupan para petani,” imbuh Manampiring, minggu (25/5/2014). (sanlylendongan)