Manado, BeritaManado.com – Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Sulawesi Utara (LPAI Sulut) Adv. E.K Tindangen, SH, CPM, CPA, CPArb, CPrM, CPCLE, mengingatkan para orang tua agar lebih tingkatkan kewaspadaan dini terhadap anak perempuannya.
Karena menurutnya, jaringan prostitusi online sedang mengincar para gadis lewat media sosial.
“Orang tua harus lebih mengawasi anak perempuannya memegang hp Adroid karena disitulah mereka leluasa mempengaruhi anak perempuan yang berparas cantik di bawah umur sesuai incarannya,” kata E.K Tindangen kepada BeritaManado.com, Kamis (24/2/2022).
Apabila anak perempuan yang berparas cantik sudah tertipu, ujar dia, maka jaringan tersebut mempengaruhi terus menerus untuk tinggalkan rumah tanpa di ketahui orang tuanya.
“Seperti halnya Bunga (nama samaran) umur 13 tahun, menjadi korban pencabulan jaringan prostitusi online warga Desa Kolongan Minahasa Utara,” ungkapnya
Menurut pengakuan, kata Tindangen, orang tua korban sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Minahasa Utara, Nomor: LOH/76/II/2022/Polres Minahasa Utara/Polda Sulut.
Ditambahkannya, LPAI Sulut turut membantu mencari anak hilang tersebut dan akan memberi pendampingan hukum.
“Syukurlah Bunga bisa ditemukan,” tuturnya.
Tindangen selanjutnya menjelaskan kronologi hilangnya Bunga.
Dari pengakuan, kata Tindangen, korban langsung dicekokin lem ehabond setibanya di tempat yang diarahkan tersangka.
“Ditempat yang tidak diketahui itu, korban melihat ada 2 perempuan berparas cantik seumuran dia dan beberapa lelaki tua dan anak muda,” jelasnya.
Selanjutnya, korban dengan setengah sadar mengetahui yang sempat mempengaruhi korban di Facebook sehingga dia terpengaruh ikut arahan tersangka datang ke tempat tersebut.
Tersangka berinisial M (17), ungkap dia, baru dikenal korban dalam Facebook langsung melakukan hubungan badan layaknya suami istri.
“Korban lemas karena masih pengaruh lem ehabon yg di berikan pelaku dan korban sempat disekap 5 hari di tempat tersangka bersama 2 gadis seumurannya,” tuturnya.
Atas peristiwa ini, ujar dia, orang tua korban menyesal tidak mengawasi anaknya disaat memegang hp android.
Orang tua korban juga menyampaikan terima kasih kepada LPAI Sulut dan Kepolisian.
“Terima kasih turut membantu korban dan sangat mengharapkan sekali kepada Kepolisian dan LPAI Sulut membongkar jaringan protistusi online yg sasarannya anak perempuan di medsos,” terang E.K Tindangen.
(BennyManoppo)