Sejak ditetapkan kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pada hari Minggu, 17 Juni yang lalu, makin menunjukkan ketidakmampuan pemerintah untuk mencari jalan keluar menyelesaikan masalah ekonomi dalam negeri sendiri, seolah tidak punya pilihan lain selain harus menaikkan harga BBM, dengan menggunakan judul-judul Stabilisasi APBN dan Mengurangi Angka Kemiskinan, pemerintah telah berhasil meyakinkan masyarakat untuk menerima kebijakannya, dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tahun 2015 sampai berganti kulit menjadi Bantuan Langsung Sementara (BLSM) sekarang ini adalah tidak lebih dari sekedar obat yang efeknya hanya sementara, karena jumlah bantuan yang diberikan tidak seimbang dengan kebijakan pemerintah sendiri, sekitar Rp200 ribu/orang (BLSM) tiap bulannya.
Berkaca pada tahun 2005 yang tahu ketika BBM dinaikkan dan pemerintah mengklaim kemiskinan akan menurun dan perekonomian akan meningkat. Fakta yang terjadi di 2006 justeru jumlah penduduk miskin naik dari 31,1 juta jiwa di tahun 2005 malah menjadi 39,3 juta jiwa pada 2006. Jumlah pengangguran bertambah 10,3 persen di tahun 2005 dan naik 10,4 persen di tahun 2006. Ini semua adalah bagian dampak dari kenaikkan BBM.
Jika kebijakan kenaikkan baru-baru ini digunakan sebagai satu-satunya solusi bagi masalah ekonomi di negeri ini, maka kita bisa bayangkan berapa persen penduduk miskin akan bertambah? Berapa persen pula pengangguran akan bertambah? Belum lagi bahan-bahan pokok yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat ikutan naik, yang dalam hal ini sebagai efek domino dari naiknya harga BBM, dengan begitu pemerintah yang bertujuan awal beranggapan mampu menurunkan angka kemiskinan kini justeru menambah penderitaan di tingkatan rakyat. Ini jelas menjadi masalah serius yang perlu disikapi oleh pemerintah dengan jeli.
Maka sehubungan dengan itu kami Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPERA) menyatakan sikap, Menolak Kenaikkan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)!
Tunduk Tertindas atau Bangkit Melawan karena Diam adalah Penghianatan..!!
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STAIN Manado, PMII Rayon FISIP Unsrat dan Mapala BUMI STAIN Manado)
Sejak ditetapkan kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pada hari Minggu, 17 Juni yang lalu, makin menunjukkan ketidakmampuan pemerintah untuk mencari jalan keluar menyelesaikan masalah ekonomi dalam negeri sendiri, seolah tidak punya pilihan lain selain harus menaikkan harga BBM, dengan menggunakan judul-judul Stabilisasi APBN dan Mengurangi Angka Kemiskinan, pemerintah telah berhasil meyakinkan masyarakat untuk menerima kebijakannya, dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tahun 2015 sampai berganti kulit menjadi Bantuan Langsung Sementara (BLSM) sekarang ini adalah tidak lebih dari sekedar obat yang efeknya hanya sementara, karena jumlah bantuan yang diberikan tidak seimbang dengan kebijakan pemerintah sendiri, sekitar Rp200 ribu/orang (BLSM) tiap bulannya.
Berkaca pada tahun 2005 yang tahu ketika BBM dinaikkan dan pemerintah mengklaim kemiskinan akan menurun dan perekonomian akan meningkat. Fakta yang terjadi di 2006 justeru jumlah penduduk miskin naik dari 31,1 juta jiwa di tahun 2005 malah menjadi 39,3 juta jiwa pada 2006. Jumlah pengangguran bertambah 10,3 persen di tahun 2005 dan naik 10,4 persen di tahun 2006. Ini semua adalah bagian dampak dari kenaikkan BBM.
Jika kebijakan kenaikkan baru-baru ini digunakan sebagai satu-satunya solusi bagi masalah ekonomi di negeri ini, maka kita bisa bayangkan berapa persen penduduk miskin akan bertambah? Berapa persen pula pengangguran akan bertambah? Belum lagi bahan-bahan pokok yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat ikutan naik, yang dalam hal ini sebagai efek domino dari naiknya harga BBM, dengan begitu pemerintah yang bertujuan awal beranggapan mampu menurunkan angka kemiskinan kini justeru menambah penderitaan di tingkatan rakyat. Ini jelas menjadi masalah serius yang perlu disikapi oleh pemerintah dengan jeli.
Maka sehubungan dengan itu kami Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPERA) menyatakan sikap, Menolak Kenaikkan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)!
Tunduk Tertindas atau Bangkit Melawan karena Diam adalah Penghianatan..!!
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STAIN Manado, PMII Rayon FISIP Unsrat dan Mapala BUMI STAIN Manado)