
Manado, BeritaManado.com – Sempat diberitakan 5 nama ‘orang Sulawesi Utara’ yang dianggap layak didorong masuk dalam jajaran pembantu Prabowo Subianto (PS) yang akan menduduki kursi presiden.
Menarik, dari 5 sosok yang mengemuka, hanya satu sosok yang berlatar belakang birokrat atau Apartur Sipil Negara (ASN), yaitu Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS saat ini menjabat Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan.
Perjalanan karir Maxi Rondonuwu sangat menarik, jebolan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) ini, meniti karir dari bawah.
Di 1991 sebagai kepala puskesmas di Sulawesi Tengah sekitar 10 tahun dan menjadi dokter teladan Kabupaten Donggala, lalu dokter teladan Provinsi Sulawesi Tengah.
Selanjutnya, Maxi Rondonuwu melompat masuk jajaran RSUP Prof. Kandou di 2002. 2003 sampai 2007 dipercaya menjadi salah satu pimpinan sebagai wakil direktur.
Maxi Rondonuwu kembali harus ‘lompat pagar’ ditarik menjadi pejabat di Dinas Kesehatan Sulut sebagai Kepala Bidang 2007 hingga 2009. Akhirnya, meraih karir puncak sebagai Kepala Dinas Kesehatan Sulut periode 2009-2013.
Birokrat handal Pemprov Sulut ini pulang kandang ke RSUP Prof. Kandou menjadi direktur utama selama sekitar 5 tahun hingga 2018.
Perjalanan karier alumni Unsrat Manado dan peraih DHSM di Australia ini, berbuah promosi ditarik jadi pejabat di Kementrian Kesehatan.
Setelah 3 tahun berkiprah di sejumlah posisi Kementerian Kesehatan, akhir 2021 putera Sulut berdarah Minahasa ini mencapai titik puncak sebagai Dirjen P2P Kementrian Kesehatan yang diemban hingga sekarang.
Pencapaian dokter Maxi Rondonuwu terbilang langkah, sangat jarang orang Sulut berhasil menggapai pencapaian di dunia birokrat kesehatan, tidak heran jika yang bersangkutan dijagokan masuk dalam jajaran pembantu Prabowo Subianto minimal sebagai wakil menteri. (Jrp)