BOLTIM, BeritaManado.com – Salah satu penderita maag, Rifla Kobandaha, warga Desa Tombolikat Selatan, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim tidak mengetahui obat ranitin yang dikonsumsinya selama ini dapat memicu penyakit kanker.
Obat yang mengandug Nitrosodimethylamine (NDMA) pada ranitidin ini ternyata berpotensi penyakit yang sangat berbahaya dan sering diberikan kepada penderita maag.
Rifla mengatakan, obat ranitidin merupakan obat satu-satunya yang biasa ia konsumsi dikala penyakit maagnya kambuh.
“Waktu sakit maag, di Puskesmas Dokter bertanya sering minum obat maag apa? Saya bilang minum ranitidin, jadi mereka berikan ranitidin,” ungkap Rifla. kepada wartawan beritamanado.com, Minggu (13/10/2019).
Kata dia, selama ini ia tidak mengetahuinya. Hanya saja, baru beberapa hari ini ia tahu dari media online soal obat ranitidin yang akan ditarik Dinas Kesehatan Boltim.
Saat ini dia sudah tahu, tapi akan tetap mengkonsumsinya bila penyakit maag kambuh.
“Tetap akan saya minum, karena efeknya langsung dan cepat daripada obat maag lainnya,” ungkap Rifla.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolaang Mongondow Timur, akan membatalkan pesanan 35 ribu butir ranitidin kapsul dari e-katalog.
“Saya hentikan dulu pesanan ranitidin, menunggu adanya surat pemberitahuan kembali dari BPOM RI,” ujar Eko Marsidi, Kepala Dinas Kesehatan Boltim.
Kata Eko, Ranitidin kapsul sudah tidak dipesan dan obat yang di delapan puskesmas telah dihentikan peredarannya ke masyarakat. Mengingat obat ini memicu penyakit kanker.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia (RI) nomor T-PW.01.13.35.351.09.19.3510, telah menyurat kepada pemerintah daerah terkait larangan menggunakan obat jenis ranitidin.
Meskipun ranitidin tidak lagi digunakan, namun masyarakat tidak perlu khawatir lantaran pihaknya memiliki jenis obat lain untuk penderita maag. (wan)