Manado – Mapalus dalam pola penanganan pasca bencana menjadi hal yang menarik tim dari Kementerian Sekretariat Negara (Kemensekneg) dan akademisi Universitas Indonesia (UI).
Hal tersebut diungkapkan Asisten Satu Bidang Pemerintahan Drs Joshua Pangkerego MAP, Senin (9/6/2014) usai bertemu dengan tim Kemensekneg dan UI di Kantor Walikota.
“Mereka tertarik model Mapalus, kita jelaskan bahwa itu budaya Minahasa. Mapalus adalah Gotong Royong,” tutur Pangkerego kepada BeritaManado.Com.
Dia menguraikan kepada tim, pada saat penanganan bencana, kepala daerah lain tidak segan-segan untuk memberi bantuan, dan membersihkan lokasi-lokasi terdampak bencana banjir.
“Selain itu Ormas, ormas keagamaan, rukun atau perkumpulan keluarga. Komponen tersebut yang menjadikan Manado cepat pulih,” tuturnya.
Menurut Pangkerego, tim yang datang bertugas membandingkan dan mengkaji pola penanganan bencana dari bencana Gunung Merapi di Yogyakarta, dengan pola penanganan yang ada di Manado.
“Pola penanggulangan bencana yang dikaji sehingga didapat model bagaimana menanggulangi hal-hal yang terjadi terkait bencana. Termasuk monitoring dan evaluasi semua tahapan penanganan dan penanggulangannya,” ujarnya. (SemuelSumendap)