TOMOHON – Pengakuan menarik diungkapkan JY alias Jibran, pelaku penikaman terhadap Geraldo Mawikere (20) alias Dado, warga Kelurahan Kamasi I Lingkungan II Kecamatan Tomohon Tengah di Pasar Beriman Tomohon, Sabtu (17/12) lalu.
“Pisau tersebut saya bawa karena malam sebelum kejadian, saya mengalami mimpi buruk. Dimana istri dan anak saya hendak dibunuh. Oleh sebab itu, pisau tersebut saya bawa. Baru kali ini saya membawanya,” terangnya.
Menariknya, meski sempat mengatakan menusuk korban dengan gunting, namun pada akhirnya pelaku yang saat ini kost di bilangan Kelurahan Talete I ini mengakui kalau benda yang digunakan adalah pisau yang memang telah diselipkan. “Pisau itu adalah warisan turun-temurun milik keluarga kami. Saya bawa untuk berjaga-jaga saja,” ujar ayah dua orang anak ini.
Sementara itu, Yantje Mawikere, ayah korban mengaku tak memiliki firasat apapun sebelum kejadian tragis ini menimpa putranya. “Tidak ada firasat sama sekali. Sebab sebelumnya, saya lihat dia dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda apapun,” tuturnya.
Sebelum kejadian, korban sempat pamitan kepadanya untuk membeli celana, setelah menerima gaji hasil pekerjaanya. “Dia cuma bilang mo bli calana, karna so trima gaji,” ucap Yantje didampingi Selvi Polii istrinya dan Vina Modimbaba serta Quin Maweikere yang tak lain adalah istri dan anak korban.
Dan yang lebih memilukan, korban terpaksa harus memendam keinginannya untuk bekerja di Brasil. Pasalnya, dari pengakuan Yantje, korban sempat mengungkapkan keinginannya untuk bekerja di Negeri Samba tersebut bersama 40 orang lainnya. “Dia (korban, red) ada bilang tahun depan mo kerja di Brasil. Baru dua hari lalu ada bilang. Perekrutan sudah, mar so jadi bagini,” terangnya sembari meminta aparat kepolisian untuk dapat mengusut tuntas kasus ini dan menghukum seberat-beratnya kepada pelaku sesuai hukum yang berlaku.(iker)
TOMOHON – Pengakuan menarik diungkapkan JY alias Jibran, pelaku penikaman terhadap Geraldo Mawikere (20) alias Dado, warga Kelurahan Kamasi I Lingkungan II Kecamatan Tomohon Tengah di Pasar Beriman Tomohon, Sabtu (17/12) lalu.
“Pisau tersebut saya bawa karena malam sebelum kejadian, saya mengalami mimpi buruk. Dimana istri dan anak saya hendak dibunuh. Oleh sebab itu, pisau tersebut saya bawa. Baru kali ini saya membawanya,” terangnya.
Menariknya, meski sempat mengatakan menusuk korban dengan gunting, namun pada akhirnya pelaku yang saat ini kost di bilangan Kelurahan Talete I ini mengakui kalau benda yang digunakan adalah pisau yang memang telah diselipkan. “Pisau itu adalah warisan turun-temurun milik keluarga kami. Saya bawa untuk berjaga-jaga saja,” ujar ayah dua orang anak ini.
Sementara itu, Yantje Mawikere, ayah korban mengaku tak memiliki firasat apapun sebelum kejadian tragis ini menimpa putranya. “Tidak ada firasat sama sekali. Sebab sebelumnya, saya lihat dia dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda apapun,” tuturnya.
Sebelum kejadian, korban sempat pamitan kepadanya untuk membeli celana, setelah menerima gaji hasil pekerjaanya. “Dia cuma bilang mo bli calana, karna so trima gaji,” ucap Yantje didampingi Selvi Polii istrinya dan Vina Modimbaba serta Quin Maweikere yang tak lain adalah istri dan anak korban.
Dan yang lebih memilukan, korban terpaksa harus memendam keinginannya untuk bekerja di Brasil. Pasalnya, dari pengakuan Yantje, korban sempat mengungkapkan keinginannya untuk bekerja di Negeri Samba tersebut bersama 40 orang lainnya. “Dia (korban, red) ada bilang tahun depan mo kerja di Brasil. Baru dua hari lalu ada bilang. Perekrutan sudah, mar so jadi bagini,” terangnya sembari meminta aparat kepolisian untuk dapat mengusut tuntas kasus ini dan menghukum seberat-beratnya kepada pelaku sesuai hukum yang berlaku.(iker)