Minggu, 19 Mei 2024 pesawat Transnusa (Transnusa Airlines), jenis pesawat ARJ21-700 (Comac ARJ21 Xiangfeng) mendarat mulus di bandara Pattimura, Ambon.
Durasi singkat 1 jam 10 menit, saya dan beberapa teman Travel Agent Sulut, Hash Manado bersama Tim Dinas Pariwisata Sulut dijemput oleh Kadispar Ambon.
Kami berpisah di bandara karna Hotel berbeda. Hotel kami terletak di Jalan Sam Ratulangi. Sebelum ke hotel, kami makan Sore dengan menu Papeda dan ikan bakar dan selanjutnya ke toko oleh-oleh membeli apa lagi kalau bukan ‘minyak kayu putih’ khas Ambon yang terkenal.
Keesokan harinya dengan KM express Priscillia 99, kami bertolak ke pulau Seram tepatnya di Pulau Ibu, Masohi. Kenapa disebut Pulau Ibu, karena gugusan pulau pulau yang sangat banyak di Maluku.
Dijemput owner Marjo Hills (MH), kak Joan Raturandang Leleury dan suami, kami langsung cek in di MH. Kenyamanan, kebersihan, kehangatan sangat kental di tempat ini.
Hospitality yang sangat terlatih disuguhkan dalam segala hal seperti Welcome Drink juice Gandaria, makan siang bareng keluarga dengan table manner ala kak Joan memberi rasa ‘saya berarti’.
Menu khas Maluku tersaji antara lain Papeda, ikan kuah Kuning, sayur kelapa, sambal Kenari dan beberapa menu lainnya (lupa.. hehe) disantap habis oleh kami yang dilanda ‘full happiness’.
Selanjutnya kami menuju ke desa Adat Nuaulu, penduduk asli setempat. Kami berkunjung ke rumah adat.
Ikat Merah Kepala bagi laki laki berusia diatas 15 tahun menjadi khas suku ini. Saya sempat berbelanja keranjang anyaman dan buah Mangga Pepaya disini.
Terlihat masyarakat setempat sedang menjemur fuli Pala dan Coklat di halaman rumahnya.
Selanjutnya, kami ke ‘blue ocean’. Mengapa Saya sebut demikian, karena lautnya yang benar benar berwarna biru dengan pasir bersih yang mengusik keinginan untuk merasakan kenyaman air laut ini.
Laut ini bagian dari laut Banda.
Island trip’pun melanda, kami jelajahi segala pelosok Masohi secapek-capeknya. Tidak ada yang tidak kami explore bersama kaka Joan dan suami.
And betasu senang sekali.
Sore menikmati teh rempah kayu manis, sereh dan ditemani apa lagi kalau bukan pisang goreng dan cempeda ala MH.
Diner?
Jangan dikata, nasi unti (habis 3 loh…) kue Sagu, ayam Kampung etc etc..
Selesai dah. Ah, kak Joan… kami sangat menikmati Masohi because of you n your family.
Teman-teman, saya eksprisikan rasa ini di kapal menuju Ambon pagi harinya.
Rujak Natsepa
Tiba Ambon, sasaran utama Rujak Natsepa… Bungkuss hehe…
Eitss, ingat sales mission, ada waktu jalan-jalan dan ada waktu bekerja.
Difasilitasi pak Kadispar Ambon, B to B dengan Ambon Tourism Board berjalan dengan suasana akrab di kantor Wali Kota.
Terjalin kesepakatan untuk saling menjual paket wisata daerah masing-masing.
Pertemuan ini berakhir dengan farewell dinner di resto Sari Gurih sea side bersama Pak Kadispar Ambon dan GM Angkasa Pura Ambon.
Thanks to Pak Kadispar Ambon yang sangat meresponse baik sales mission ini.
And, tour Ambon menutup trip kami, didampingi guide senior om Oni dengan bus Pariwisata Pemkot Ambon kembali kami diajak jelahi situs-situs di Ambon terutama situs Jepang, mengingat Provinsi Sulut sudah setahun lebih membuka direct flight Sam Ratulangi – Narita by GA.
Saya Dan teman travel agent Sulut sempat jalan pagi kunjungi pasar Mardika, Gong Perdamaian Dunia, gereja Maranatha dan menikmati becak di Kota ini.
Ah, Ambon memang manise, sungguh Manise…
Ku panjatkan syukur untuk perjalanan ini, menikmati Kota yang terkenal dengan rempahnya, musiknya dan orang-orang yang hangat dan baik harinya.
Ambon, kau sungguh Manise.
Manado, 23 Mei 2024.
Tertarik berwisata ke Ambon? Atau ke daerah lain bahkan ke mancanegara dengan pengalaman istimewa?
Hubungi Excelsior Travel – Waya Sulut +62 813 5615 9006
Dedicated to: Gubernur, Wagub, Sekprov Sulut, Kadispar Sulut dan jajaran, Kadispar Ambon dan jajaran, Stafsus bidang Pariwisata Sulut, TransNusa, Marjo Hills, Ambon Tourism Board, Jolitas Travel, Excelsior Travel dan Cindy Winata
Baca juga: