Manado – Memalukan sekali, rapat paripurna pergeseran anggaran dan laporan reses anggota DPRD Sulut, Jumat (7/6) di-skors hingga tiga kali. Pertama pukul 10.00 pagi diskors pukul 14.00 dan ditunda lagi pukul 15.00 sore. Namun hingga pukul 4 sore kehadiran anggota DPRD baru mencapai 17 anggota sehingga oleh Wakil Ketua Deprov Arthur Kotambunan rapat di-skors hingga Sabtu (8/6) besok.
Pengamat politik Taufik Tumbelaka menilai penundaan rapat paripurna merupakan bentuk pelecehan legislatif terhadap eksekutif. “Kejadian ini memalukan serta melecehkan eksekutif. Sebaiknya anggota dewan berkaca karena mengabaikan agenda dewan yang sangat penting,” tutur Tumbelaka.
Untuk itu tidak salah menurut mantan aktifis UGM ini agar Ketua DPRD Sulut atas nama lembaga meminta maaf kepada pemerintah provinsi. “Tidak salah jika Ketua DPRD meminta maaf atas kejadian memalukan ini. Diharapkan rapat besok anggota dewan bisa hadir agar rapat bisa dilaksanakan,” tukas Tumbelaka. (Jerry)
Manado – Memalukan sekali, rapat paripurna pergeseran anggaran dan laporan reses anggota DPRD Sulut, Jumat (7/6) di-skors hingga tiga kali. Pertama pukul 10.00 pagi diskors pukul 14.00 dan ditunda lagi pukul 15.00 sore. Namun hingga pukul 4 sore kehadiran anggota DPRD baru mencapai 17 anggota sehingga oleh Wakil Ketua Deprov Arthur Kotambunan rapat di-skors hingga Sabtu (8/6) besok.
Pengamat politik Taufik Tumbelaka menilai penundaan rapat paripurna merupakan bentuk pelecehan legislatif terhadap eksekutif. “Kejadian ini memalukan serta melecehkan eksekutif. Sebaiknya anggota dewan berkaca karena mengabaikan agenda dewan yang sangat penting,” tutur Tumbelaka.
Untuk itu tidak salah menurut mantan aktifis UGM ini agar Ketua DPRD Sulut atas nama lembaga meminta maaf kepada pemerintah provinsi. “Tidak salah jika Ketua DPRD meminta maaf atas kejadian memalukan ini. Diharapkan rapat besok anggota dewan bisa hadir agar rapat bisa dilaksanakan,” tukas Tumbelaka. (Jerry)