
MANADO – Pasangan Louis Nangoy dan KH. Rizali M. Noor, disambut dengan sangat antusias oleh warga yang berada di Kecamatan Wanea dan Wenang. Hal itu terjadi, saat keduanya menggelar kampanye door to door, Sabtu (24/7). Rombongan Louis-Rizali yang kurang lebih berjumlah empat puluh orang, awalnya tidak menyangka jika sambutan kepada pasangan “Kasih dan Amanah” ini begitu meriah.
“Kami merasa terharu dengan sambutan masyarakat yang sangat meriah, kami tidak menyangka ternyata mereka sangat merindukan bertemu dengan pak Louis dan pak kiai,” ungkap Agoes Ointoe, salah satu Tim Kampanye Louis-Rizali.
Menurut salah satu warga, bahwa mereka memang sudah lama ingin bertatap muka langsung dengan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Manado 2010-2015, yang maju lewat jalur independen ini. “Kitorang so lama ingin ketemu dengan beliau berdua, karena torang tahu dorang datang bukan mo bagi-bagi doi, tapi karena dorang ingin bekeng rakyat Manado jadi lebe bae,” ungkap salah seorang warga. Dikatakannya, bahwa pasangan Lous-Rizali adalah pasangan paripurna yang diyakini ketika menjabat nanti, tidak akan melupakan janji kampanyenya dan berkomitmen memajukan kesejahteraan rakyat.
Kekaguman tersebut juga dirasakan langsung oleh Louis Nangoy. Menurutnya, momentum Pilkada Kota Manado kali ini adalah saat yang tepat untuk mengembalikan lagi kepercayaan rakyat, yang selama ini tergadaikan dengan janji-janji kosong belaka. “Saya pikir dosa yang teramat besar di hadapan Tuhan, adalah bilamana para pemimpinnya mengkhianati kepercayaan rakyat yang sudah dititipkan kepada mereka. Saya juga menyambut baik antusiasme masyarakat yang kami jumpai, mereka tidak ingin yang muluk-muluk, asal janji kampanye dan komitmen kita harus benar-benar dibuktikan,” tegas Louis.
Hal yang sama juga dirasakan oleh KH. Rizali M. Noor. Dalam kesempatan solat magrib di salah satu masjid di wilayah Komo Luar, kiai yang sudah mengabdikan dirinya selama 32 tahun mendidik warga Manado lewat Pesantren Karya Pembangunan ini mendapatkan sambutan yang meriah. “Saya tidak bermaksud kampanye di tempat ibadah, saya datang ke masjid ini untuk solat magrib. Tapi, masyarakat yang ada sungguh luar biasa mereka menyempatkan diri bersilaturahmi dengan kita semua. Saya hargai dan menjunjung tinggi, harapan dan antusiasme mereka,” pungkas Aba, panggilan akrab pria yang mengagumi sosok Gus Dur ini. Pasalnya, Aba sudah sejak kecil bergelut di organisasi Nahdlatul Ulama (NU), organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yang kelahirannya dibidani oleh Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari, kakek dari Gus Dur. (fer)