Manado, BeritaManado.com — Film perdana KG Pictures Kukejar Mimpi berhasil menarik minat penonton sejak tayang pertama kali di bioskop pada 21 Maret 2024 lalu.
Meski kesuksesannya tidak seperti film Indonesia lainnya yang mencapai jutaan penonton, tapi sebagai film perdana dari rumah produksi baru, Kukejar Mimpi menjadi sebuah awal yang sangat baik.
Apalagi di tengah gempuran film drama romansa dan horor, KG Pictures berani mengambil langkah berbeda dengan menghadirkan tema kebhinekaan.
Kukejar Mimpi yaitu film bertemakan cheerleader dari kampung kumuh di Jakarta yang ingin meraih mimpinya untuk sukses, seperti cheerleader dari daerah lain yang lebih siap secara materi maupun fasilitas.
Banyak tantangan yang harus dihadapi, namun seperti nama kampungnya, Bhinneka, mereka akhirnya bisa bersatu dan saling dukung agar hal-hal negatif yang biasa terjadi di kampung dan sekolah diganti dengan prestasi, dimulai dari cheerleader.
Sejak penayangan perdananya, film ini menghadirkan keseruan lain di bioskop.
Dari rangkuman BeritaManado.com, berbagai kalangan telah menonton film ini, mulai dari rombongan anak SMP, SMA, bahkan TK dan orang tua serta para guru, rombongan kompleks rumah, rombongan pemuda remaja gereja, hingga keluarga.
Menariknya, karena mengusung tema kebhinekaan, maka ada unsur-unsur kedaerahan yang diangkat, diantaranya Betawi, Jawa, Sulawesi (Manado), Ambon, NTT, etnis Tionghoa dan lainnya.
Khusus untuk Kota Manado dan Sulawesi Utara pada umumnya patut berbangga karena sejumlah pemain Kukejar Mimpi berasal dari Manado, yaitu Didi Roa, Tante Lala, Lana Victoria, Novia Bachmid dan Blessy Tangel.
Salah satu momen paling ikonik dari film ini juga tentang Didi Roa yang berperan sebagai Aunty Paul, perias jenazah yang harus merias wajah anak-anak cheerleader.
Masalahnya karena terbiasa merias jenasah, dirinya hanya bisa merias wajah jika objeknya ada di dalam peti mati.
Yocke Kaseger selalu Eksekutif Produser film Kukejar Mimpi dan pemilik KG Pictures mengaku, dirinya sendiri tidak menyangka, film perdana mereka akan mendapat sambutan luar biasa seperti ini.
“Kita juga surprise karena tidak menyangka dari penonton, netizen ternyata komentarnya sebesar itu,” ujar Yocke.
Yocke menyampaikan dalam film ini memang ada banyak pesan-pesan baik dalam film ini, ada sisi pendidikannya, di mana lewat film ini memberitahu bahwa semua itu bisa terjadi.
Film ini juga memberi gambaran kepada orang tua bahwa dulu dan sekarang berbeda, sehingga kondisinya tidak boleh dipaksakan namun bagaimana orang tua mendukung hal positif yang dilakukan anak-anak.
“Kita cukup bangga bisa membuat karya yang seperti ini dan kami harapkan kita bisa lebih baik ke depan,” kata Yocke.
Dengan kesuksesan Kukejar Mimpi, KG Pictures pun jadi punya branding-nya sendiri di mana memproduksi karya yang bertemakan kebhinekaan dan pendidikan.
“Ke depan kami sudah mempersiapkan juga karya kami, selanjutnya ini untuk anak-anak SD, tentang perjuangan mereka karena anak-anak SD ini juga punya perjuangannya sendiri,” pungkas Yocke.
(srisurya)