Manado, BeritaManado.com — Sejak ditayangkan perdana di bioskop pada 21 Maret 2024 lalu, film Kukejar Mimpi produksi KG Pictures menarik banyak perhatian.
Di Kota Manado sendiri, pembelian tiket bahkan banyak dilakukan dalam jumlah besar oleh beberapa pihak agar bisa nonton bareng dengan keluarga, teman, bahkan siapa saja.
Sambutan yang baik ini pun disambut dengan syukur oleh Creative Produser Kukejar Mimpi, Sandy Patria.
Kepada BeritaManado.com, Sandy menyampaikan, ide cerita film ini berawal dari kisah nyata tentang perjuangan anak-anak muda yang ingin berkarya di bidang cheerleader tapi penuh dengan keterbatasan.
Hal itu karena cheerleader masih dianggap sebagai hal yang negatif dan bukan sebuah pencapaian atau prestasi.
“Lalu berkembanglah ide cerita ini dengan menghadirkan unsur kebhinnekaan dan kedaerahan didalamnya. Kalau yang sudah nonton pasti sudah lihat betapa ramainya Kampung Bhinneka karena warganya berasal dari berbagai suku, ras, agama yang dengan problematik masing-masing namun mampu menjaga kebersamaan dan persatuan,” ujar Sandy, Kamis (28/3/2024).
Secara garis besar Sandy menjelaskan, film Kukejar Mimpi ini menjadi gambaran bagi orang tua, sekolah dan lingkungan, untuk memberi dukungan yang dibutuhkan anak.
“Keterbatasan yang ada harusnya bukan menjadi halangan untuk meraih mimpi. Di film ini, Mimpi dan teman-temannya mampu membuktikan bahwa dengan persatuan, kebersamaan yang tercipta antar suku, ras dan agama, kita justru jadi makin kuat dan bisa berhasil. Keterbatasan yang ada dilawan dengan persatuan,” kata Sandy.
Film Kukejar Mimpi juga menarik bagi warga Sulawesi Utara karena sebagian pemainnya adalah orang Sulut, diantaranya Didi Roa, Tanta Lala, Lana Victoria, Novia Bachmid, Blessy Tangel.
“Karena ada unsur kedaerahan, jadi tentu saja bahasa atau dialeg masing-masing pemeran dalam di film dimunculkan, termasuk Manado. Bagi yang belum nonton, ayo nonton, masih ada kesempatan. Kita lihat bagaimana persatuan dapat membawa kita ke arah yang lebih baik,” pungkas Sandy.
(srisurya)