Manado – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut yang dalam waktu dekat ini akan mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) nampaknya telah menemukan titik dimana kekuatan-kekuatan politik muda di Sulawesi Utara tengah bertemu.
Aditya Kirana selaku Koordinator Umum Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Manado menilai dalam banyak hal bahwa pertemuan kekuatan-kekuatan politik tersebut memiliki efek tersendiri bagi dinamika kepemudaan di Sulawesi Utara.
Kirana menyayangkan apabila beragam kekuatan ini tidak berdialektika secara sehat dan dinamis. Karena yang didapati selama ini, pertarungan politik dalam arena Musda KNPI didominasi oleh kepentingan pejabat daerah yang memiliki tendensi tersendiri. Maka dapat dikatakan bahwa pertarungan politik dalam momen Musda tersebut tidaklah dinamis namun sangat monoton karena menampilkan pertarungan yang tidak lagi segar dan keadaan seperti ini terus menerus terulang dalam perhelatan Musda KNPI Sulut.
Oleh karena itu, maka perlu menampilkan sosok yang memiliki potensi untuk mereduksi konflik politik, memiliki pengalaman memimpin organisasi dan yang terpenting adalah memiliki visi yang jelas demi kelangsungan organisasi payung kepemudaan nasional ini. Kemungkinan dalam hal ini, sosok yang musti ditampilkan adalah Junaidi Maskromo yang telah membuktikan dirinya sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (PW. IPNU) Sulut dan hingga saat ini dipercayai sebagai Wasekjen Pimpinan Pusat IPNU.
Kepemimpinannya selama kurang lebih 3 tahun dalam IPNU Sulut membuktikan bahwa dirinya layak menjadi pemimpin dalam KNPI karena Jun (sapaan akrabnya, red) tidak ditunggangi kepentingan apapun yang bergeliat dalam arena politik Sulut. Oleh karena itu, mengerucutnya arus pertarungan politik pra Musda harus menghasilkan graduasi kader yang qualified. (me)
Manado – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut yang dalam waktu dekat ini akan mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) nampaknya telah menemukan titik dimana kekuatan-kekuatan politik muda di Sulawesi Utara tengah bertemu.
Aditya Kirana selaku Koordinator Umum Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Manado menilai dalam banyak hal bahwa pertemuan kekuatan-kekuatan politik tersebut memiliki efek tersendiri bagi dinamika kepemudaan di Sulawesi Utara.
Kirana menyayangkan apabila beragam kekuatan ini tidak berdialektika secara sehat dan dinamis. Karena yang didapati selama ini, pertarungan politik dalam arena Musda KNPI didominasi oleh kepentingan pejabat daerah yang memiliki tendensi tersendiri. Maka dapat dikatakan bahwa pertarungan politik dalam momen Musda tersebut tidaklah dinamis namun sangat monoton karena menampilkan pertarungan yang tidak lagi segar dan keadaan seperti ini terus menerus terulang dalam perhelatan Musda KNPI Sulut.
Oleh karena itu, maka perlu menampilkan sosok yang memiliki potensi untuk mereduksi konflik politik, memiliki pengalaman memimpin organisasi dan yang terpenting adalah memiliki visi yang jelas demi kelangsungan organisasi payung kepemudaan nasional ini. Kemungkinan dalam hal ini, sosok yang musti ditampilkan adalah Junaidi Maskromo yang telah membuktikan dirinya sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Nahdlatul Ulama (PW. IPNU) Sulut dan hingga saat ini dipercayai sebagai Wasekjen Pimpinan Pusat IPNU.
Kepemimpinannya selama kurang lebih 3 tahun dalam IPNU Sulut membuktikan bahwa dirinya layak menjadi pemimpin dalam KNPI karena Jun (sapaan akrabnya, red) tidak ditunggangi kepentingan apapun yang bergeliat dalam arena politik Sulut. Oleh karena itu, mengerucutnya arus pertarungan politik pra Musda harus menghasilkan graduasi kader yang qualified. (me)