Jakarta, BeritaManado.com – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ir H AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mencermati kondisi ketahanan komunikasi atau resiliensi masyarakat Indonesia ini sejak adanya Pandemi Covid 19 hingga saat ini sudah rentan.
Untuk itu, menurut La Nyalla elit politik seharus menahan diri tidak menambah beban dengan isu-isu yang membuat gaduh publik.
“Rakyat ini sudah susah, sebaiknya informasi dari para elit politik baik dari Partai Politik maupun pemerintah lebih hati hati dalam memberikan pernyataan baik tentang pencegahan covid maupun pesan politiknya,” jelas La Nyalla Mattalitti sebagai Keynote Speaker pada Seminar Nasional Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD di Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung, Selasa (15/3/2022).
LaNyalla Mattalitti pernah memberikan catatan kritis kepada para pemegang kebijakan terkait Pandemi Covid 19, dikarenakan terdapat perbedaan.
Bahkan pertentangan dan kesimpang siuran informasi terkait penanganan Pandemi ini.
Informasi yang membingungkan publik, akibat terjadinya perbedaan informasi dan kebijakan antar Kementerian dan Lembaga adalah salah satu bentuk nyata kegagalan membangun pola Komunikasi dengan pendekatan Resiliensi.
Bahkan tentu masih ingat, ada kebijakan yang berubah-ubah dalam hitungan jam.
“Saya tidak mengerti, apakah ini dikarenakan ketidaksiapan para pemegang kebijakan dalam menghadapi Pandemi ini, atau memang pola komunikasi yang tidak tersiapkan dengan baik di era Pandemi,” ungkapnya.
Dengan spirit dari Resiliensi Komunikasi, lanjut La Nyalla, adalah mengajak orang untuk bangkit.
Dengan empati dan simpati, serta penciptaan harapan yang realistis dengan roadmap yang jelas malah menimbulkan kegaduhan dan kebingungan.
Tetapi sayangnya, menjelang tahun politik, kegaduhan kembali dipertontonkan oleh elit politik, meskipun masyarakat masih terdampak langsung dari Pandemi yang belum berakhir. Dan isu tentang Penundaan
Pemilu dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden menjadi menu terbaru dalam daftar kegaduhan awal tahun ini. Lagi-lagi elit politik dan elit kekuasaan yang melemparkan isu ini.
Menurut La Nyalla, data yang Ia terima dari pembacaan mesin big data menyatakan masyarakat tidak antusias membicarakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, tetapi tetap saja sejumlah elit politik melempar isu tersebut.
Termasuk seorang ketua partai yang mengatakan; kalau partai politik kompak, Jokowi pasti setuju, meskipun Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan mengatakan pemerintah tidak pernah membahas.
Tetapi tiba-tiba Menteri Koordinator Investasi dan Maritim mengatakan mayoritas rakyat pemilih partai politik mendukung penundaan pemilu.
Jadi, La Nyalla menjelaskan, meskipun belum melakukan penelitian atau membaca penelitian soal kegaduhan publik dalam perspektif komunikasi, dirinya menduga kegaduhan publik hampir 100 persen sebenarnya disumbang oleh pola dan pesan komunikasi yang dilontarkan elit politik.
“Kemudian diresonansi oleh pegiat media sosial atau buzzer-buzzer pendukung elit politik tersebut,” tandas La Nyalla.
Seminar Nasional IDIK UNPAD juga mengundang Gubernur Jawa Timur Dra Khofifah Indarparawansah, MSi, Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Bayu Hanantasena, dan Guru Besar Ilmu Komunikasi UNPAD, Prof Dr H Engkus Kuswarno, MS, dengan moderator Dr Eki Baihaki.
Ketua Panitia Seminar Nasional IDIK UNPAD, Dr Melki Kumaat, MSi, menjelaskan, seminar nasional ini bertajuk Resiliensi Komunikasi di Era Pandemi, diselenggarakan secara hybrid, yakni daring dan luring.
Untuk peserta daring dibatasi sebanyak 50 undangan sesuai dengan protocol kesehatan, sedangkan peserta daring tercatat sebanyak 180 partispant melalui zoom meeting.
Ketua Umum Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) UNPAD, Dr Pitoyo, SS, M.IKom mengatakan, Semnas IDIK 2022 ini juga mengundang penulis makalah sesuai dengan tema komunikasi.
Jumlah peserta yag mengirimkan makalah ilmiahnya sebanyak 46 makalah yang akan dipublikan di 21 jurnal nasional yang terakreditasi Sinta 2, 3 dan 4 serta 5.
Makalah yang sudah dipresentasikan akan direview oleh para reviewer berruptasi nasional bahkan internasional. SElain itu juga didukung oleh Bank BRI, Bank Jatim dan Indosat Ooredoo Hutchison.
(***/BennyManoppo)