SMP Negeri Satu Kota Bitung (foto ist)
Bitung – Sejumlah orang tua siswa SMP Negeri Satu Kota Bitung mengaku kebingungan dengan permintaan sumbangan duka yang diperintahkan Kepala Sekolah (Kepsek). Padahal setahu mereka, tak ada tenaga pengajar di sekolah tersebut yang mengalami kedukaan apalagi sesame orang tua siswa yang mengalami kedukaan.
Usut punya usut, rupanya yang sementara berduka adalah orang tua menantu salah satu pejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pemkot Bitung. Sehingga Kepsek mengintruksikan agar seluruh siswa mengumpulkan sumbangan duka.
“Bukannya kami tak mau menyumbang tapi yang benar saja, masak orang tua mantu pejabat di Dikbud meninggal anak-anak kami dimintai sumbangan,” kata salah satu orang tua siswa yang meminta namanya dirahasiakan, Jumat (6/2/2015).
Harusnya kata dia, cukup para guru saja yang mengumpulkan sumbangan dan tak perlu membebankan keepada siswa. Karena pejabat tersebut belum tentu dikenal apalagi berhubungan langsung dengan anak-anak mereka di sekolah.
“Ditambah lagi, sumbangan sudah ditentukan yakni Rp50 ribu per siswa. Kalau begitu caranya itu bukan lagi sumbangan tapi paksaan,” katanya.
Kepsek SMP Negeri Satu Kota Bitung, Rextuti Ramoh tak membantah sumbangan duka tersebut. Dan menurutnya itu adalah hal yang wajar karena namanya ada yang berduka mereka wajib menyumbang.
“Inikan sumbangan duka guru dan siswa untuk yang berduka cita,” kata Ramoh.
Ramoh membantah jika pengumpulan sumbangan itu atas instruksi darinya, melainkan inisiatif sekolah untuk menggalang sumbangan untuk salah satu Kepala Bidang di Dikpora Pemkot Bitung yang orang tua mantunya meninggal.(abinenobm)
SMP Negeri Satu Kota Bitung (foto ist)
Bitung – Sejumlah orang tua siswa SMP Negeri Satu Kota Bitung mengaku kebingungan dengan permintaan sumbangan duka yang diperintahkan Kepala Sekolah (Kepsek). Padahal setahu mereka, tak ada tenaga pengajar di sekolah tersebut yang mengalami kedukaan apalagi sesame orang tua siswa yang mengalami kedukaan.
Usut punya usut, rupanya yang sementara berduka adalah orang tua menantu salah satu pejabat di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pemkot Bitung. Sehingga Kepsek mengintruksikan agar seluruh siswa mengumpulkan sumbangan duka.
“Bukannya kami tak mau menyumbang tapi yang benar saja, masak orang tua mantu pejabat di Dikbud meninggal anak-anak kami dimintai sumbangan,” kata salah satu orang tua siswa yang meminta namanya dirahasiakan, Jumat (6/2/2015).
Harusnya kata dia, cukup para guru saja yang mengumpulkan sumbangan dan tak perlu membebankan keepada siswa. Karena pejabat tersebut belum tentu dikenal apalagi berhubungan langsung dengan anak-anak mereka di sekolah.
“Ditambah lagi, sumbangan sudah ditentukan yakni Rp50 ribu per siswa. Kalau begitu caranya itu bukan lagi sumbangan tapi paksaan,” katanya.
Kepsek SMP Negeri Satu Kota Bitung, Rextuti Ramoh tak membantah sumbangan duka tersebut. Dan menurutnya itu adalah hal yang wajar karena namanya ada yang berduka mereka wajib menyumbang.
“Inikan sumbangan duka guru dan siswa untuk yang berduka cita,” kata Ramoh.
Ramoh membantah jika pengumpulan sumbangan itu atas instruksi darinya, melainkan inisiatif sekolah untuk menggalang sumbangan untuk salah satu Kepala Bidang di Dikpora Pemkot Bitung yang orang tua mantunya meninggal.(abinenobm)