MANADO – Tercatat 15 kasus campak dalam tahun 2011, namun tidak sampai merenggut korban jiwa. “Penyakit campak masih terjadi dan secara bertahap sudah diintervensi Dinas Kesehatan kabupaten masing-masing,” kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, dr Jemmy Lampus, Senin (10/10).
Ia mengatakan, KLB campak terjadi di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Bolaang Mongondouw Timur.
“KLB terjadi karena dari sekian cakupan, 86 persen anak sudah terimunisasi dan 14 persen sisanya belum terimunisasi. Padahal cakupan maksimal seharusnya di atas 90 persen. Adanya kesenjangan antara yang sudah diimunisasi dan belum itulah yang menimbulkan kerentanan,” ujar Lampus.
Ia menjelaskan, penyakit campak jika tidak diobati akan berbahaya, menular dan bisa menimbulkan kematian. Meski demikian menurutnya, di beberapa daerah masih ada orang tua yang tidak mau anaknya diimunisasi.
“Kenapa masih ada orang tua yang tidak mau sama sekali anaknya diimunisasi bisa saja diakibatkan kurangnya pengetahuan tentang manfaat imunisasi. Karena itu kami berkoordinasi dengan kota/kabupaten gencar melaksanakan sosialisasi bahwa, balita yang terkena campak bisa berbahaya dan mengakibatkan kematian,” tegasnya.
Ia mengharapkan, mudah-mudahan sosialisasi yang gencar dilaksanakan bisa mengubah cara pikir masyarakat, sehingga secara bertahap 14 persen cakupan yang belum terimunisasi bisa direalisasi, ujar Lampus.
Karena itu selama sebulan, 18 Oktober-18 November 2011, semua pusat layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan pos pelayanan terpadu akan melaksanakan pelayanan imunisasi gratis.(niel)
MANADO – Tercatat 15 kasus campak dalam tahun 2011, namun tidak sampai merenggut korban jiwa. “Penyakit campak masih terjadi dan secara bertahap sudah diintervensi Dinas Kesehatan kabupaten masing-masing,” kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, dr Jemmy Lampus, Senin (10/10).
Ia mengatakan, KLB campak terjadi di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Bolaang Mongondouw Timur.
“KLB terjadi karena dari sekian cakupan, 86 persen anak sudah terimunisasi dan 14 persen sisanya belum terimunisasi. Padahal cakupan maksimal seharusnya di atas 90 persen. Adanya kesenjangan antara yang sudah diimunisasi dan belum itulah yang menimbulkan kerentanan,” ujar Lampus.
Ia menjelaskan, penyakit campak jika tidak diobati akan berbahaya, menular dan bisa menimbulkan kematian. Meski demikian menurutnya, di beberapa daerah masih ada orang tua yang tidak mau anaknya diimunisasi.
“Kenapa masih ada orang tua yang tidak mau sama sekali anaknya diimunisasi bisa saja diakibatkan kurangnya pengetahuan tentang manfaat imunisasi. Karena itu kami berkoordinasi dengan kota/kabupaten gencar melaksanakan sosialisasi bahwa, balita yang terkena campak bisa berbahaya dan mengakibatkan kematian,” tegasnya.
Ia mengharapkan, mudah-mudahan sosialisasi yang gencar dilaksanakan bisa mengubah cara pikir masyarakat, sehingga secara bertahap 14 persen cakupan yang belum terimunisasi bisa direalisasi, ujar Lampus.
Karena itu selama sebulan, 18 Oktober-18 November 2011, semua pusat layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan pos pelayanan terpadu akan melaksanakan pelayanan imunisasi gratis.(niel)