TAHUNA – Remaja gereja anggota Sinode Am Gereja-gereja di Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (SAG Sulutteng) sepakat untuk tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai dalam setiap kegiatan.
“Kami Komisi Remaja Gereja anggota SAG Sulutteng sepakat untuk setiap kegiatan, tidak lagi menggunakan kemasan plastik untuk air minum dan makanan. Ini untuk menjaga lingkungan bisa bersih dari sampah plastik yang tidak bisa terurai,” kata Ketua Komisi Remaja SAG Sulutteng Pnt Drs Tenni GM Assa usai menggelar Temu Pembina Remaja SAG Sulutteng di Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) jemaat Maranatha Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe 1 s/d 3 Maret lalu.
Kesepakatan yang tertuang dalam Komitmen Suci “Truly Servant” ini ditandatangani oleh 13 sinode/pucuk anggota SAG Sulutteng.
Ke-13 sinode/pucuk pimpinan itu adalah Komisi Remaja Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST), Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM), Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), Gereja Masehi Indonesia Takaud (Germita), Gereja Masehi Protestan Umum (GMPU), Kerukunan Gereja Masehi Protestan Indonesia (KGMPI) di Provinsi Sulut. Gereja Protestan Indonesia Gorontalo (GPIG) di Provinsi Gorontalo.
Sedangkan dari Provinsi Sulteng Gereja Protestan Indonesia Donggala (GPID), Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Gereja Protestan Indonesia di Buol dan Toli-toli (GPIBT), Gereja Kristen Luwuk Banggai (GKLB) dan Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan (GPIBK).
Selain mau memberantas sampah, para remaja gereja juga sepakat untuk menjaga lingkungan hidup dengan melakukan penanaman bibit pohon dalam setiap kegiatan.
“Untuk Temu Pembina Remaja SAG Sulutteng 2019 ini, kami sepakat melakukan penanaman bibit pohon di kawasan wisata Lose yang berada di pegunungan,” ujar Pnt Tenni yang didampingi Ketua Forum Komunikasi Pembina Remaja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Pnt Dwight Moddy Rondonuwu dan Sekretaris Komisi Remaja SAG Sulutteng Pnt Heard Runtuwene.
Selain komitmen menjaga lingkungan hidup, para generasi muda gereja ini juga sepakat menjaga dan melestarikan budaya di daerah yang menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan.
Seperti diberitakan, untuk ibadah pembukaan liturgi dan pengisi acara ada dari tarian gunde, ampa wayer dan tarian masamper juga alat musik tagonggong.
Yang lebih menarik lagi saat khotbah Wakil Ketua 1 BPMS GMIST Pdt Nimrod B melakukan pemotongan kue Tamo yang disertai dengan pesan-pesan yang dikutip dari ayat Alkitab.
Ketua Komisi Pelayanan Kategorial Sinode GMIST Pnt Sonny Kapal menambahkan, para peserta pria selama mengikuti kegiatan menggunakan penutup kepala yang dikenal dengan nama paporong sedangkan peserta perempuan mengenakan selendang yang bernama Bandang.
“Para peserta juga diberikan tumbler sebagai tempat minum yang digunakan saat makan dan selama kegiatan,” tambah Ketua Umum Pnt Ellenita Kapal.
Pada Temu Pembina Remaja ini juga ada pemaparan materi yang disampaikan oleh Asisten III Setdakab Kabupaten Kepulauan Sangihe Dra Olga Karaeng Makasidamo, Kapolres Sangihe AKBP S Napitu, Bawaslu Manado Heard Runtuwene dan Ketua FKPR PGI Pnt Dwigth Moddy Rondonuwu.
Selama 3 hari para peserta menginap di rumah warga jemaat. Bahkan saat ibadah hari minggu peserta masuk disejumlah jemaat GMIST yang ada di Tahuna.
(***/rds)