• Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Info IKLAN
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
No Result
View All Result
POLDA Sulut POLDA Sulut POLDA Sulut
Home Berita Utama

Manado Layak Jadi Kota Pejuang, 14 Februari 1946 Bukti Sejarah

by Sri Surya
Minggu, 12 Februari 2023, 15:28 pm
in Berita Utama, Kota Manado
  • 28shares
Tenni Assa

Manado, BeritaManado.com — Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 adalah tonggak perjuangan rakyat Sulawesi Utara dalam mengusir penjajah Belanda.

Perebutan kekuasaan yang ditandai dengan dikuasainya tangsi militer Belanda di Teling dan dinaikkannya bendera Merah Putih.

Hal itu mempertegas bahwa Sulawesi Utara adalah bagian dari bangsa Indonesia yang telah merdeka pada 17 Agustus 1945.

“Makanya Presiden Soekarno pada peringatan Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 pada tanggal 10 Maret 1965 di Istana Negara mengatakan peristiwa ini harus menjadi  Hari Sulawesi Utara,” kata Tenni Assa.

BERITA TERKAIT:

Komisi Pemuda KGPM Sambut Baik Usulan Jadikan Manado Kota Pejuang

Ini Benang Merah Peristiwa Merah Putih dan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa

Tenni Assa diketahui menulis biografi Ch Ch Taulu dalam tugas akhirnya di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra sekarang Fakultas Ilmu Budaya Unsrat.

Tidak itu saja, Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Sulut menambahkan, Presiden Soeharto pada apel siaga memperingati Hari Pramuka pada 18 Agustus 1984 di Bumi Perkemahan Cibubur mengatakan, peristiwa 14 Februari 1946 adalah peristiwa Merah Putih di Sulawesi Utara yang sejajar dengan pertempuran Krawang-Bekasi, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang dijadikan Hari Pahlawan, pertempuran Bandung Lautan Api, Perang Puputan Margarana di Bali dan perang Rakyat Aceh.

“Pengakuan dua Presiden Indonesia ini setidaknya bisa menjadi acuan bahwa Manado layak ditetapkan menjadi Kota Pejuang,” tegas Tenni Assa yang juga anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sulawesi Utara.

Sulawesi Utara dalam hal ini Manado dalam catatan sejarah mempunyai andil yang sangat besar dalam usaha memerdekakan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Tercatat tokoh seperti Gerungan Saul Samuel Jakob Ratulangi atau dikenal Sam Ratulangi, Mr AA Maramis, LN Palar, Arnold Mononutu, dr Tumbelaka dan tokoh lainnya, peran mereka sangat besar.

“Mereka adalah putra-putra terbaik Sulawesi Utara,” tegas Tenni.

Begitu juga dengan Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 yang dipimpin Charlis Choezj Taulu dari kalangan militer dan Bernard Wilhem Lapian dari kalangan sipil.

Peristiwa ini langsung mematahkan propaganda Belanda bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Ir Soekarno pada 17 Agustus 1945 hanya di Jawa dan Sumatera.

“Peristiwa heroik ini menegaskan bahwa Sulawesi Utara dan Indonesia Timur adalah bagian dari Bangsa Indonesia yang telah merdeka,” tambah Tenni.

Penegasan lainnya dalam peristiwa ini mematahkan tudingan miring daerah-daerah lain di Indonesia bahwa Minahasa atau Sulawesi Utara adalah ‘Anak Emas’ Belanda.

“Bahkan sempat disebut-sebut bahwa Minahasa adalah Provinsi ke 12 dari Belanda,” tambahnya.

Selain itu lanjutnya, Peristiwa 14 Februari 1946 menunjukkan betapa solidnya kerja sama yang dibangun.

Ch Ch Taulu, SD Wuisan dan kalangan militer mampu membangun komunikasi yang baik dengan kalangan sipil atau politisi seperti BW Lapian, OH Pantouw, PM Tangkilisan dan lain-lain.

Termasuk juga dari kalangan pemuda yang tergabung dalam Barisan Pemuda Nasional Indonesia (BNPI) pimpinan John Rahasia dan kawan-kawan.

Sinergitas antara militer, sipil dan pemuda menjadi satu kekuatan yang besar.

Bayangkan, persiapan perebutan kekuasaan ini, dimatangkan pada 7 Februari 1946 dan target perebutan kekuasaan pada 14 Februari 1946 pukul 04.00 Wita dan bila terjadi masalah dimajukan pukul 01.00 Wita.

“Dan sejak saat itu semua diberikan tugas baik anggota militer di tangsi Teling. Dan sejarah mencatat sebelum Hari H, terjadi penangkapan di kalangan tentara KNIL pribumi, termasuk Ch Ch Taulu yang menjadi pemimpin dan SD Wuisan yang menjadi wakil komandan pada 13 Februari 1946,” ungkap Tenni.

Namun, karena sudah diantisipasi, rencana perebutan tidak berubah.

Bahkan Ch Ch Taulu dalam tulisannya mengatakan, ini lebih memudahkan mereka melakukan aksi karena Belanda menjadi lengah.

“Makanya Kota Manado sangat layak dijadikan Kota Pejuang. Tentu diharapkan adanya dukungan  politik dari Gubernur Sulut Olly Dondokambey untuk menyampaikan aspirasi ini ke DPRD Sulut dan kepada Presiden Joko Widodo untuk dikeluarkannya keputusan presiden,” kata Tenni.

(srisurya)




Berita Terpopuler

  • Richard Sualang Lantik 5 Pejabat Pemerintah Kota Manado
  • Erwin Kontu Tegaskan Surat Edaran Pemerintah Kota Manado, Hormati Hari Besar Keagamaan
  • Khouni Rawung Muncul di Musyawarah PMI Bitung, Maurits Mantiri: Tidak Boleh Saling Tunjuk
  • Pengganti Antar Waktu anggota DPRD Sulut Ikut dalam Gladi Bersih
  • Fakta Baru Mulai Terungkap di Persidangan Kasus Dugaan Kriminalisasi Pendeta GMIM
  • DPRD Sulut Siapkan Pelantikan Pengganti Antar Waktu Partai GOLKAR dan PDIP
  • Mantan Jenderal Nyeberang ke Arena Politik, Ruben Saerang: Belum Tentu Menang
  • Dianggarkan Rp11,5 Miliar, Balai Jalan Segera Percantik Jembatan Soekarno
  • Timsel Tetapkan 10 Besar Calon Anggota KPU Sulut Periode 2023-2028

Berita Terbaru

  • IOF Bitung Jajal Alam Batuputih dan Berbagi dengan Warga   Sabtu, 25 Maret 2023, 22:24
  • Ini Dia 10 Hal Positif yang Bisa Kamu Lakukan di Pantai Pulisan Likupang Sabtu, 25 Maret 2023, 21:33
  • OJK Terbitkan Aturan Baru, Ini 7 Poin Substansi Penguatan POJK 3/2023 Sabtu, 25 Maret 2023, 20:44
  • Bea Cukai, Institusi yang Dibekukan Soeharto Karena Korupsi dan Pungli Sabtu, 25 Maret 2023, 20:17
  • Meyke Lavarence Resmi Dilantik, Raski Mokodompit Harapkan Kinerja yang Maksimal Sabtu, 25 Maret 2023, 18:21
  • Lapor KKJ, AJI Manado Yakin Kematian Riyo Noor Bukan Kasus Lakalantas Biasa Sabtu, 25 Maret 2023, 18:07
  • Rektor Berty Sompie Hadiri APEC EWG dan Sepakati MoU dengan Universitas Asing Sabtu, 25 Maret 2023, 18:07
  • Jurani Rurubua Soroti Profesionalisme Tim Seleksi KPU Sabtu, 25 Maret 2023, 17:40
  • Maurits Mantiri Ajak Keroyokan Atasi Penyakit Masyarakat di Bitung Sabtu, 25 Maret 2023, 15:35
  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • 28shares
Tags: 14 Februari 1946BW LapianCH Tauluhari merah putihTenni Assa

Kategori

Ads

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Info IKLAN
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita

© 2008-2023 PT. Berita Manado Communication. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita

© 2008-2023 PT. Berita Manado Communication. All rights reserved.