Manado – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Manado, Paula Lumentut Runtuwene, Senin (29/09) dilapangan Sparta Tikala memimpin langsung upacara dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 69 Organisasi Kemanusiaan PMI. Apel akbar yang dihadiri oleh kurang lebih 1.500 relawan, turut di hadiri Wakil Walikota Harley Mangindaan, Sekot Haefrey Sendoh dan Ketua PMI Sulut, James Karinda.
Saat membacakan sambutan Ketua Umum PMI Pusat, Muhammad Jusuf Kalla. Ketua PMI Kota Manado, Paula Lumentut Runtuwene menyatakan bahwa PMI sebagai satu-satunya Lembaga Kemanusiaan Nasional didirikan berdasarkan ketentuan Konvensi Jenewa 1949 pada tanggal 17 September 1945. Sebagai anggota Gerakan Palang Merah dan Bulat Sabit Merah Internasional, PMI bekerja berdasarkan prinsip-prinsip dasar gerakan yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan.
Di hari ulang tahunnya yang ke 69 ini, PMI Kota Manado secara khusus membuka “Indonesian Red Cross Manado Second Hand Shop” yang mungkin merupakan Toko Barang Bekas pertama yang dibuka oleh PMI di seluruh Indonesia.
Menurut Paula, toko barang bekas PMI Kota Manado ini dibuka untuk mendanai pekerjaan PMI Kota Manado, sebagai bagian dari jaringan sukarela global yang menanggapi konflik, bencana alam dan keadaan darurat individu. Dicontohkan Enci Paula, pada bencana banjir Januari lalu di Kota Manado, PMI Kota Manado menjadi tempat penyaluran bantuan perorangan maupun perusahaan, bahkan sumbangan dari masyarakat Indonesia di Jenewa (swiss) dan Inggris.
Pendirian toko barang bekas ini merupakan upaya untuk bisa mandiri dengan membuka peluang partisipasi masyarakat yang lebih luas. Barang bekas yang dijual di toko PMI saat ini masih berasal dari sumbangan pengurus PMI kota Manado sendiri, tetapi ketika diresmikan hari ini,
Ketua PMI Kota Manado, Ibu Paula, mengajak semua pihak yang terbeban untuk dapat memberikan sumbangan barang tidak terpakai yang kondisinya masih baik. Semakin baik kualitas barang sumbangan, semakin banyak dana yang dapat dikumpulkan dari menjual barang tersebut. Selanjutnya dikatakan barang yang diterima dapat berupa pakaian, sepatu, asesoris, tas, dan peralatan rumah tangga. Sumbangan dapat diantar langsung ke toko amal PMI Kota Manado, Jln. Sam Ratulangi Nomor 120 Titiwungen Utara Manado, telp. 854460 (samping lorong masuk RS Pancaran Kasih). PMI kota Manado juga siap menjemput barang yang terlalu besar yang sulit diantar langsung penyumbang.
Dari pantauan yang ada, toko ini berisi pakaian anak, remaja dan dewasa, seperangkat meja kursi, televisi dalam kondisi menyala, sepatu dan lain-lain. Selain barang bekas, juga tersedia bagian khusus barang baru yang harganya di bawah harga pasaran pada umumnya. Untuk itu, dengan datang berkunjung dan berbelanja di Toko Amal PMI ini. Maka itu berarti turut peduli menyumbang dan membantu, guna aksi Kemanusiaan tersebut. (redaksi)
Manado – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Manado, Paula Lumentut Runtuwene, Senin (29/09) dilapangan Sparta Tikala memimpin langsung upacara dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 69 Organisasi Kemanusiaan PMI. Apel akbar yang dihadiri oleh kurang lebih 1.500 relawan, turut di hadiri Wakil Walikota Harley Mangindaan, Sekot Haefrey Sendoh dan Ketua PMI Sulut, James Karinda.
Saat membacakan sambutan Ketua Umum PMI Pusat, Muhammad Jusuf Kalla. Ketua PMI Kota Manado, Paula Lumentut Runtuwene menyatakan bahwa PMI sebagai satu-satunya Lembaga Kemanusiaan Nasional didirikan berdasarkan ketentuan Konvensi Jenewa 1949 pada tanggal 17 September 1945. Sebagai anggota Gerakan Palang Merah dan Bulat Sabit Merah Internasional, PMI bekerja berdasarkan prinsip-prinsip dasar gerakan yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan.
Di hari ulang tahunnya yang ke 69 ini, PMI Kota Manado secara khusus membuka “Indonesian Red Cross Manado Second Hand Shop” yang mungkin merupakan Toko Barang Bekas pertama yang dibuka oleh PMI di seluruh Indonesia.
Menurut Paula, toko barang bekas PMI Kota Manado ini dibuka untuk mendanai pekerjaan PMI Kota Manado, sebagai bagian dari jaringan sukarela global yang menanggapi konflik, bencana alam dan keadaan darurat individu. Dicontohkan Enci Paula, pada bencana banjir Januari lalu di Kota Manado, PMI Kota Manado menjadi tempat penyaluran bantuan perorangan maupun perusahaan, bahkan sumbangan dari masyarakat Indonesia di Jenewa (swiss) dan Inggris.
Pendirian toko barang bekas ini merupakan upaya untuk bisa mandiri dengan membuka peluang partisipasi masyarakat yang lebih luas. Barang bekas yang dijual di toko PMI saat ini masih berasal dari sumbangan pengurus PMI kota Manado sendiri, tetapi ketika diresmikan hari ini,
Ketua PMI Kota Manado, Ibu Paula, mengajak semua pihak yang terbeban untuk dapat memberikan sumbangan barang tidak terpakai yang kondisinya masih baik. Semakin baik kualitas barang sumbangan, semakin banyak dana yang dapat dikumpulkan dari menjual barang tersebut. Selanjutnya dikatakan barang yang diterima dapat berupa pakaian, sepatu, asesoris, tas, dan peralatan rumah tangga. Sumbangan dapat diantar langsung ke toko amal PMI Kota Manado, Jln. Sam Ratulangi Nomor 120 Titiwungen Utara Manado, telp. 854460 (samping lorong masuk RS Pancaran Kasih). PMI kota Manado juga siap menjemput barang yang terlalu besar yang sulit diantar langsung penyumbang.
Dari pantauan yang ada, toko ini berisi pakaian anak, remaja dan dewasa, seperangkat meja kursi, televisi dalam kondisi menyala, sepatu dan lain-lain. Selain barang bekas, juga tersedia bagian khusus barang baru yang harganya di bawah harga pasaran pada umumnya. Untuk itu, dengan datang berkunjung dan berbelanja di Toko Amal PMI ini. Maka itu berarti turut peduli menyumbang dan membantu, guna aksi Kemanusiaan tersebut. (redaksi)