MANADO – Calon Wali Kota Manado Hanny Joost Pajouw (HJP) berkomitmen untuk memprioritaskan anggaran pendidikan dasar hingga mahasiswa strata 3 (S3)
jika ia terpilih menjadi Walikota Manado periode 2015-2020.
Hal ini ditegaskannya lagi dalam diskusi dengan Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) dan sejumlah pemerhati budaya di salah satu restoran
Kawasan Boulevard Manado, Jumat (20/11/2015).
“Kalau Tuhan berkenan saya terpilih, sesuai komitmen saya kepada Tuhan bahwa saya ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena itu alokasi anggaran pendidikan dari APBD Manado akan diarahkan untuk beasiswa bagi pelajar kurang mampu yang berprestasi,” tegas pasangan calon wakil walikota Gregorius Tonny Rawung ini.
Dikatakannya keprihatinan di sektor pendidikan sangat ia rasakan. Apalagi ketika menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara
(Sulut) Komisi IV yang juga membidangi pendidikan, ia bahkan beberapa kali terlibat ‘hearing panas’ akibat memperjuangkan alokasi anggaran beasiswa
yang lebih besar.
“Dan jelas bahwa penerima beasiswa akan terseleksi bagi pegawai dan akan ada alokasi yang lebih besar untuk pelajar murni. Jadi yang lulus SMA tercatat kurang mampu tetapi berprestasi akademik ataupun di sektor minat dan bakat olahraga misalnya akan diprioritaskan,” ungkap Master Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Unsrat ini.
Soal jumlah beasiswa, kata HJP bisa dibayangkan banyaknya jika APBD Kota Manado yang lebih dari 1 Triliun dan ada prioritas untuk pendidikan. Hal
ini dilandasi keyakinan HJP bahwa ketika SDM kuat maka hal itu dibarangi karakter dan moralitas yang baik dari masyarakat Kota Manado yang ada.
Hal ini secara otomatis akan membuat Kota Manado berkembang pesat sebab sektor pembangunan daerah ditentukan kemampuan dan kualitas para ‘pelaku-pelaku’ usaha atau pekerja yang tentunya akan memberdayakan sarjana-sarjana atau lulusan-lulusan dari daerah ini juga.
“Tentunya untuk pembangunan infrasturktur jika HJP terpilih akan lebih mudah untuk kota Manado sebab sinergi dengan Pemprov Sulut dan pusat. Artinya APBD Sulut dan APBN bisa terfokus untuk pembangunan insfrastruktur sementara APBD Manado akan menunjang dari sektor SDM,” jelas pria yang pernah mengikuti ajang olimpiade Matematika tingkat nasional ini.
HJP juga ingin menepis realita bahwa di Manado sekolah-sekolah favoritsecara tidak langsung seperti sudah ‘terpampang’ bahwa sekolah ini hanya untuk anak pejabat. Pemerintah Kota Manado harus ada formula sistem rekrutmen guru yang pintars, akhlak yang baik dan punya jiwa mengajar yang akan diutamakan.
HJP juga prihatin dan berjanji akan mengawal proses rekrutmen di perguruan tinggi khususnya fakultas-fakultas favorit seperti di Fakultas Kedokteran agar tidak asal-asalan sehingga menjadi dokter-dokter yang akhirnya terlibat atau melakukan ‘mall praktik’.
Menurut HJP akibat proses rekrument yang memakai standar ‘bayar-bayar’ akhirnya lulusan Fakultas Kedokteran Unsrat dalam 10-15 tahun terakhir ini sepertinya menunjukkan standar kualitas dokter yang rendah.
Ia mengetahui bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan itu artinya mahasiswa Fakultas kedokteran tersebut tidak mampu secara IQ (Intelektual) hanya saja dipaksakan karena ‘mampu membayar.’
Dalam sharing dengan para mahasiswa, HJP juga mengingatkan bahwa penting menentukan pilihan jelas cita-cita dan arah pendidikan.
Dia bahkan mencontohkan bahwa ketika mendaftar di Unsrat, ia sudah lolos di Fakultas Kedokteran tetapi karena ia sadar ingin cepat sukses maka ia memilih menjadi pengusaha dan mengambil jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Unsrat.
“Keberanian, ketegasan dan arah yang jelas akan membuat kehidupan seseorang itu berjalan baik, tanpa penyesalan dan menuju sukses tentunya. Saya sangat yakin itu karena saya mengalaminya,” ungkap Tuama Langowan yang kini memimpin beberapa perusahaan di Manado dan Kalimantan ini.(ads)
MANADO – Calon Wali Kota Manado Hanny Joost Pajouw (HJP) berkomitmen untuk memprioritaskan anggaran pendidikan dasar hingga mahasiswa strata 3 (S3)
jika ia terpilih menjadi Walikota Manado periode 2015-2020.
Hal ini ditegaskannya lagi dalam diskusi dengan Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) dan sejumlah pemerhati budaya di salah satu restoran
Kawasan Boulevard Manado, Jumat (20/11/2015).
“Kalau Tuhan berkenan saya terpilih, sesuai komitmen saya kepada Tuhan bahwa saya ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena itu alokasi anggaran pendidikan dari APBD Manado akan diarahkan untuk beasiswa bagi pelajar kurang mampu yang berprestasi,” tegas pasangan calon wakil walikota Gregorius Tonny Rawung ini.
Dikatakannya keprihatinan di sektor pendidikan sangat ia rasakan. Apalagi ketika menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara
(Sulut) Komisi IV yang juga membidangi pendidikan, ia bahkan beberapa kali terlibat ‘hearing panas’ akibat memperjuangkan alokasi anggaran beasiswa
yang lebih besar.
“Dan jelas bahwa penerima beasiswa akan terseleksi bagi pegawai dan akan ada alokasi yang lebih besar untuk pelajar murni. Jadi yang lulus SMA tercatat kurang mampu tetapi berprestasi akademik ataupun di sektor minat dan bakat olahraga misalnya akan diprioritaskan,” ungkap Master Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Unsrat ini.
Soal jumlah beasiswa, kata HJP bisa dibayangkan banyaknya jika APBD Kota Manado yang lebih dari 1 Triliun dan ada prioritas untuk pendidikan. Hal
ini dilandasi keyakinan HJP bahwa ketika SDM kuat maka hal itu dibarangi karakter dan moralitas yang baik dari masyarakat Kota Manado yang ada.
Hal ini secara otomatis akan membuat Kota Manado berkembang pesat sebab sektor pembangunan daerah ditentukan kemampuan dan kualitas para ‘pelaku-pelaku’ usaha atau pekerja yang tentunya akan memberdayakan sarjana-sarjana atau lulusan-lulusan dari daerah ini juga.
“Tentunya untuk pembangunan infrasturktur jika HJP terpilih akan lebih mudah untuk kota Manado sebab sinergi dengan Pemprov Sulut dan pusat. Artinya APBD Sulut dan APBN bisa terfokus untuk pembangunan insfrastruktur sementara APBD Manado akan menunjang dari sektor SDM,” jelas pria yang pernah mengikuti ajang olimpiade Matematika tingkat nasional ini.
HJP juga ingin menepis realita bahwa di Manado sekolah-sekolah favoritsecara tidak langsung seperti sudah ‘terpampang’ bahwa sekolah ini hanya untuk anak pejabat. Pemerintah Kota Manado harus ada formula sistem rekrutmen guru yang pintars, akhlak yang baik dan punya jiwa mengajar yang akan diutamakan.
HJP juga prihatin dan berjanji akan mengawal proses rekrutmen di perguruan tinggi khususnya fakultas-fakultas favorit seperti di Fakultas Kedokteran agar tidak asal-asalan sehingga menjadi dokter-dokter yang akhirnya terlibat atau melakukan ‘mall praktik’.
Menurut HJP akibat proses rekrument yang memakai standar ‘bayar-bayar’ akhirnya lulusan Fakultas Kedokteran Unsrat dalam 10-15 tahun terakhir ini sepertinya menunjukkan standar kualitas dokter yang rendah.
Ia mengetahui bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,00 dan itu artinya mahasiswa Fakultas kedokteran tersebut tidak mampu secara IQ (Intelektual) hanya saja dipaksakan karena ‘mampu membayar.’
Dalam sharing dengan para mahasiswa, HJP juga mengingatkan bahwa penting menentukan pilihan jelas cita-cita dan arah pendidikan.
Dia bahkan mencontohkan bahwa ketika mendaftar di Unsrat, ia sudah lolos di Fakultas Kedokteran tetapi karena ia sadar ingin cepat sukses maka ia memilih menjadi pengusaha dan mengambil jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Unsrat.
“Keberanian, ketegasan dan arah yang jelas akan membuat kehidupan seseorang itu berjalan baik, tanpa penyesalan dan menuju sukses tentunya. Saya sangat yakin itu karena saya mengalaminya,” ungkap Tuama Langowan yang kini memimpin beberapa perusahaan di Manado dan Kalimantan ini.(ads)