Bogor, BeritaManado.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Utara (Sulut) mengutus 7 perwakilan peserta Sekolah Kader Pengawasan Pemilu Partisipatif yang digelar Bawaslu RI selama 14 hari (24 September-9 Oktober) di Bogor, Jawa Barat.
Pada angkatan kedua ini, total kader sebanyak 100 orang, berasal dari 100 kabupaten/kota se-Indonesia.
Sementara, dalam pembukaan kegiatan di hari pertama, Rabu (24/9/2019), ke-7 personel kontingen Sulut didampingi langsung Ketua Bawaslu Sulut Herwyn Malonda dengan harapan melalui kurikulum pelatihan yang diterima, peserta bisa menjadi kader terbaik Bawaslu RI dalam tugas pengawasan pemilu partisipatif.
Malonda mengatakan, pelanggaran dan kecurangan pemilu tentu harus diantisipasi dan mendapat penindakan, ini artinya pelaksanaan pemilu harus diawasi.
“Saat ini salah satu fokus Bawaslu terkait pengawasan pemilu adalah tertuju pada pelibatan masyarakat untuk aktif mengambil bagian menjadi pengawas pemilu partisipatif,” ujar Malonda.
Adapun 7 peserta sekolah kader, sebelumnya telah diseleksi di tingkat kabupaten/kota dan provinsi, masing-masing mewakili kabupaten/kota yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yaitu Finda Muhtar (Minahasa Utara), Ria Watulingas (Tomohon), Giska Rantung (Manado), Fira Modeong (Boltim), Endang Matoka (Bolsel), Ronaldo Izaak (Bitung) dan Yosua Mandolang (Minsel).
Dalam 14 hari, para peserta sekolah kader akan dibekali kurikulum pelatihan, diantaranya Pembangungan Karakter, Pengawasan Pemilu di Indonesia, Sistem Politik, Pemerintahan dan Pemilu di Indonesia, serta Analisa Sosial.
Para peserta juga akan mengikuti studi lapangan serta penulisan karya ilmiah.
“Kami siap menjadi kader terbaik Bawaslu RI dalam meningkatkan pengawasan partisipatif masyarakat,” ujar Yosua Mandolang, salah satu kontingan asal Sulut.
(*/RDS)