Manado – Dikatakan adanya kepentingan Gubernur Sulut, Dr Sinyo Sarundajang di Pulau Bangka, Minut. Gubernur mengakui itu adalah fitnah.
“Jadi saya mohon, baku-baku bae kwa. Jangan menyangka prasangka dimana-mana, tulis tape nama dimana-mana,” ujar Gubernur Sarundajang
“Buktinya kan kita belum masuk bui, karna apa? Dorang juga teliti, ini kemarahan, ini emosional, nah terus mau mengorbankan orang. Ya apa torang pe diri sempurna,” tambah Gubernur Sarundajang.
Menurutnya, itu jadi perhatian bersama, operator disana hidup, pengembang pariwisata di sana juga harus hidup. Tapi, kata Gubernur Sarundajang, kepentingan negara yang investasi Rp 23 triliun itu, juga dibutuhkan negara.
Diakuinya, pabrik baja di Indonesia baru dua, malahan baru satu, yang ada di Kalimantan Selatan. Kebutuhan besi manusia di negara maju 600 kg per tahun, sementara Indonesia baru 40 kg.
“Ah..uang devisa negara habis dengan membeli besi,” kata Gubernur Sarundajang.
Karena itu, saat ini ada aturan-aturan bijih besi, pasir besi boleh di kelola, namun tidak bisa di ekspor setengah jadi.
“Musti ada smelter. Nah kalo ada smelter, itu prioritas bagi pemerintah. Itu mahal skali. Yang termurah Rp 11 triliun. Pulau Bangka itu Rp 23 triliun saya dengar,” jelas Gubernur Sarundajang.
Ditambahkannya, itu juga belum di ijinkan, masih di pelajari pemerintah pusat.
“Jangan terus mengatakan macam-macam. Nanti kita lihatlah,” ujar Gubernur Sarundajang. (robin/bersambung…)
Baca juga:
-
Gubernur Sarundajang dan Pulau Bangka (1) “Itu Bullshit, Itu Fitnah”
-
Gubernur Sarundajang dan Pulau Bangka (3) “Bukan Kita Membunuh Kehidupan Lingkungan”