Manado — Profesi dokter tentu merupakan profesi mulia. Namun menjadi dokter tidak selamanya harus bergelut di bidang klinis, rumah sakit ataupun berhadapan dengan tindakan penyembuhan pasien.
Ternyata menyandang gelar dokter juga memberi banyak kesempatan untuk berkarya dibidang lain di luar bidang klinis, termasuk di organisasi global, pemerintahan hingga industri atau perusahaan.
Dua figur dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado (Faked Unsrat) yang memasuki jenjang pendidikan dokter angkatan 1995, menjadi contohnya.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK dan dr. Asti Widihastuti, MCH membuktikan, menjadi dokter adalah modal yang luar biasa untuk mengembangkan karir di luar bidang klinis.
Keduanya berbagi inspirasi tentang usaha dan langkah mereka memasuki dunia non klinis pada acara webinar Dies Natalis Faked Unsrat ke 63 bertajuk Non-Clinician, Why Not? Make A Bigger Impact in Medical Fields.
Dr Ray merupakan salah satu figur dokter lulusan Faked Unsrat yang memilih berkarir di industri farmasi dan nutrisi di Indonesia.
Ketika memaparkan motivasinya, Dr Ray mengungkapkan, sejak memasuki masa coass di RSU Prof Kandou Malalayang, dirinya sudah yakin bahwa passion dan semangat tidak dibidang klinis.
Dr Ray yang kini menjabat Medical and Science Director PT Danone Indonesia menuturkan, sejak sebelum coass pun dirinya sudah mulai membuka network dan membangun jejaring dengan stakeholder beragam, baik dari dunia industry, politik bahkan dibidang kemasyarakatan.
Bahkan sambil koas pun, Ray tetap berupaya membagi waktu untuk aktif di TVRI Manado, menjadi kontributor beberapa proyek pengabdian masyarakat yang difasilitasi oleh perusahaan farmasi dan nutrisi.
“Saya bahkan menjadi mediator kegiatan volunteering di yayasan non profit yang membutuhkan funding industri. Interaksi dengan dunia industri di tahap ini menumbuhkan minat saya untuk benar-benar serius berkarir di perusahaan farmasi dan nutrisi karena ternyata industri ini pun membutuhkan tenaga dokter untuk beberapa function seperti medical affairs, riset dan bahkan bagian penelitian produk,” ungkap dr Ray yang juga aktif memberi edukasi nutrisi di akun Instagram @ray.w.basrowi.
Menurut dr Ray, di perusahaan pun dirinya tetap melaksanakan kompetensi dokter yang diperoleh dari dunia pendidikan, terutama ketika melaksanakan program evidence generation produk-produk nutrisi di Danone Indonesia, di mana beberapa klaim dan komunikasi produk wajib diperkuat dengan penelitian medis yang penelitinya harus seorang dokter.
Dr Ray pun bisa terus melanjutkan pendidikan hingga S3 Kedokteran di FK Universitas Indonesia.
Sementara, dr Asti Widihastuti, MHC menjalani karir hingga dipuncak posisi di PBB sebagai HIV Prevention Office karena sejak awal sudah sangat tertarik dengan program intervensi kedokteran komunitas terutama pada populasi tertentu.
“Sejak selesai dokter, saya sudah sangat yakin bahwa melaksanakan karir sebagai dokter dibidang Komunitas dan Kesehatan Masyarakat juga merupakan bentuk panggilan profesi dokter,” katanya.
Ia berpendapat, intervensi program kesehatan di masyarakat harus diformulasikan oleh tenaga yang mengerti bidang kesehatan.
“Itu sebabnya ketika mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan magister bidang konseling kesehatan di Australia, motivasi saya semakin tinggi untuk mengabdikan diri dan pengetahuan kedokteran saya langsung pada program kedokteran komunitas dan masyarakat,” ungkap dr Asti yang sempat menjalani profesi penyiar radio pada saat masih kuliah di kedokteran.
Baik Dr Ray maupun dr Asti sepakat, yang terpenting bagi seorang dokter adalah menjalankan profesinya dengan penuh kebahagiaan dan penuh passionate.
Baik itu dibidang klinis maupun non klinis, ketika profesi dokter dijalankan dengan sukacita, maka dampaknya juga akan sama yaitu memberi efek kesehatan baik jasmani maupun rohani kepada sesama.
Pada momentum Dies Natalis Faked Unsrat yang ke-63 tahun 2022 ini, Dr Ray dan dr Asti yakin, karir mereka harus dilihat sebagai bentuk inspirasi kecintaan terhadap profesi dokter, meskipun bukan dibidang klinis.
“Karena langsung ataupun tidak langsung, berkarir sebagai dokter di industry farmasi dan nutrisi maupun di badan kesehatan global adalah juga memberi dampak untuk kesehatan manusia, bangsa dan negara,” pungkas Dr Ray.
(***/srisurya)