Manado — Sikap bijak dikeluarkan Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengantisipasi penyeberan COVID-19 di wilayahnya.
Mulai hari ini, pemberlakukan buka-tutup di jalur perbatasan diaktifkan.
Kondisi ini lantas membuat akses antar provinsi khususnya Sulut ke Sulteng akan mendapatkan pengawasan ketat.
“Mulai hari ini sudah diberlakukan. Bupati-bupati yang wilayahnya berbatasan dengan provinsi lain diperintahkan untuk melaksanakan dan bekerja sama dengan kepolisian, Polisi Pamong Praja, dinas kesehatan dan instansi terkait,” ujar Kepala Biro Humas dan Protokol, Moh Haris Kariming, kepada BeritaManado.com, Selasa (24/3/2020).
Menurut Haris Kariming, sistim buka tutup ini akan memudahkan pengawasan terhadap pengunjung yang datang.
Pasalnya, tamu yang masuk akan langsung menerima pemeriksaan kesehatan dan diharuskan mengisi formulir.
Katanya, hal ini terpaksa dilakukan mengingat Sulteng ‘dikepung’ daerah yang telah memiliki pasien positif COVID-19.
“Buka mulai pukul 06.00-22.00 Wita. Selanjutnya pukul 22.00-06.00 jalur ditutup total. Dan semua pengunjung yang tiba di Sulteng akan berstatus ODP (orang dalam pemantauan),” terang Haris Kariming.
Haris menerangkan, penutupan total memang belum diberlakukan karena tujuan dari kebijakan ini lebih pada pengawasan ekstra kepada tamu yang datang.
“Apalagi setiap daerah memerlukan suplai logistik, jadi kalau lockdown total harus benar-benar dengan pertimbangan matang,” beber Haris.
Ia menambahkan, selain jalur darat, transportasi laut juga diawasi dengan menempatkan petugas di semua pelabuhan.
(rds)