Boroko, BeritaManado.com – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Bolmut berkerja sama dengan TP PKK kembali meluncurkan inovasi Anti Pernikahan Dini (Andini).
Kepala Dinas PPKBPPPA Bolmut melalui Kabid KBKS Meity Tombinawa mengatakan, inovasi tersebut bertujuan untuk menurunkan angka pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Bolmut, dan mencegah stunting atau anak yang memiliki postur tubuh pendek (Kerdil).
“Tujuan penurunan angka pernikahan dini ini pun dapat mencegah beberapa hal diantarannya terkait pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta kekerasan pada perempuan dan anak,” ungkapnya kepada BeritaManado.com Jumat (24/7/2020).
Menurut Kabid Meity, misalnya soal pendidikan, jika pernikahan dini terjadi maka dapat menyebabkan putus sekolah sehingga anak tidak mendapat pendidikan yang layak.
Begitupun pada sektor kesehatan, jika pernikahan dini ini terjadi maka dapat menyebabkan ketidaksiapan fisik perempuan dalam menikah misalnya, dari segi kematangan organ reproduksi wanita yang bisa anak-anak lahir stunting.
“Karena sesuai penelitian menyebutkan bahwa pernikahan anak pada umur 15-19 tahun berisiko melahirkan anak-anak stunting. Kemudian ketidaksiapan mental anak dalam berumah tangga bisa menyebabkan stres pada anak yang menikah dini termasuk belum bisa mengasuh anak,” sambungnya.
Sedangkan pada faktor ekonomi, menurut Kabid Meity, pernikahan dini akan meningkatkan tingginya tanggungan orang tua karena anak yang menikah belum memiliki penghasilan untuk membiayai istri dan anak sehingga ini akan menjadi tanggungan orang tua dan apabila ini berlanjut akan menyebabkan tingginya angka kemiskinan.
“Sama halnya pada kekerasan pada perempuan dan anak, karena ketidaksiapan pendidikan, kesehatan, ekonomi akan memberi tekanan mental sehingga kehidupan berkeluarga dapat menyebabkan tingginya angka kekerasan pada perempuan dan anak,” jelas Kabid Meity.
Dikatakannya, pelaksanaan kegiatan ini melalui kegiatan kelompok kegiatan yang dilaksanakan di 10 desa lokus stunting dan desa-desa yang bukan menjadi lokus stunting kami laksanakan kampanye inovasi Andini di jalan melalui mobil penerangan.
“Tanamkan dalam benak anak-anak kita untuk jangan mau menikah dini, saya mau jadi sarjana dan umur menikah ideal perempuan 21 tahun laki-laki 25 tahun,” pungkasnya.
(Nofriandi Van Gobel)