Manado, BeritaManado.com – Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Mulyatno mengatakan wilayah Sulut cukup rawan dari sisi penyelundupan maupun potensi bahaya terorisme dan radikalisme.
Hal ini disampaikannya saat memaparkan tentang isu-isu terkini, intoleransi, radikalisme, terorisme, dan pencegahannya pada acara Bakudapa Deng Komponen Bangsa dalam rangka HUT ke-64 Kodam XIII/Merdeka, Rabu (15/6/2022) pagi.
“Secara geografis wilayah Provinsi Sulut ini berbatasan langsung dengan negara Filipina. Di mana Pulau Marore dan Pulau Miangas adalah batas terdekat,” jelas Mulyatno.
Dua pulau terluar tersebut di samping merupakan etalase terdepan yang mencerminkan harga diri bangsa, juga berpotensi terjadinya penyelundupan ataupun masuknya orang-orang secara ilegal dari luar negeri.
“Ini terbukti pada beberapa waktu yang lalu, kami mengamankan pelaku sindikat penyelundupan senjata api dari Filipina ke wilayah Sulut sebanyak 8 pucuk senjata api jenis UZI beserta 40 butir amunisi kaliber 9 mm,” terang Mulyatno.
Dikatakannya, radikalisme, di manapun, di wilayah Sulut itu mengandung potensi karena terdiri atas keberagaman.
Keberagaman, sambung Mulyatno, kalau tidak dirawat dengan baik akan berpotensi menimbulkan terorisme dan radikalisme.
“Oleh karena itu, mari kita rawat bersama keberagaman melalui cara hidup yang saling menghormati dan saling menghargai. Di momen HUT ke-64 Kodam XIII/Merdeka ini, kita akan bekerjasama lebih baik lagi dalam pencegahan bahaya radikalisme maupun terorisme,” pungkas Mulyatno.
Acara turut dihadiri Forkopimda Sulut, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo, jajaran Kodam XIII/Merdeka, para Pejabat Utama Polda Sulut, para Rektor, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pimpinan media massa, dan mahasiswa.
(BennyManoppo)